Fenomena Sosial di Era Digitalisasi
" LITERASI DIGITAL BAGI KALANGAN PENDIDIKAN DAN PESERTA DIDIK DI ERA DIGITAL "
- Get link
- Other Apps
" LITERASI DIGITAL BAGI KALANGAN PENDIDIKAN DAN PESERTA DIDIK
DI ERA DIGITAL "
Ekalaya Irpan Pamuji,S.Sos
Setiap
orang memiliki pengalaman berbeda dan pengalaman perlu pengorbanan dan usaha.
Pepatah mengatakan “Pengalaman adalah guru yang paling berharga”. Hal itulah
yang saya rasakan dan saya alami. Beberapa minggu yang lalu saya mengikuti
kegiatan IHT (In House Traning ) dalam kegiatan Sekolah pengerak yang alhamdulliah sekolah kami diberikan
kepercayaan oleh pihak Kementrian kebudayaan dan Riset Tehnologi.
Dalam
proses kegiatan tersebut, sembari mendengar paparan dari para Narasumber. Ibu
Ani nama samaran selaku Waka Humas, memanggil saya dengan tergesa-gesanya. Pak
Eka!, Pak Eka! Sini dulu,” pungkasnya”!. Oh.. iya Bu, Apa gerangan! Bu Ani.
Jawabku dengan lugas.
Begini
Pak Eka!, ada tawaran dari pihak Kominfo. Katanya sih yang biasa nulis, untuk
kegiatan Webinar. Ohh,, iya Ibu Ani,
“insaaallah jawabku”!
Dalam
pemikiranku Webinar seperti biasanya, antar siswa atau antar guru. Seperti
itulah yang tergambar dalam pikiranku. Selang beberapa hari. Salah satu staf
Kominfo mengkonfirmasi mengenai kegiatan yang dimaksud. Sembari mengshare tentang kisi-kisi materi
Digital Kultur.
1 Minggu bergelut membuat materi ada 18 item mengenai kisi-kisi materi yang
dimaksud, yaitu tentang Digital Kultur. Satu persatu materi diketik dan
dikonsep. Berbagai sumber baik dari youtube maupun searching di Google, sudah
dilakukan dan bahkan, Hati terasa gundah pemikiran tidak karuan. Maklum baru
pertama berhadapan di dunia virtual dengan sekala tingkat Nasional.
Meskipun
sering melakukan webinar diberbagai Komunitas Guru blogger, komunitas penulis. Tetapi ini adalah
pengalaman yang luar biasa dan mungkin dijadikan catatan sejarah bagi diri saya
dan rekan-rekan guru yang lain yang terlibat didalamnya.
Tepat
pukul 14. 00 Wib Kegiatan Webinar dimulai
dengan media Virtual Zoom Meeting dengan tema “ Literasi Digital bagi Tenaga
Pendidik dan Anak Didik di Era Digital “ . diawali dengan menyanyikan lagu
indonesia Raya yang di pandu langsung oleh Ibu Rupiana Sari selaku Moderator. Sedangkan
Narasumber:
1. Dr.rer.nat,
Doni Yusri,SP.,MM
2. Aris
Aryanti,S.Si
3. Andri
Irawan,S.Pd
4. Ekalaya
Irpan Pamuji,S.Sos
uhhhhh....uhhhhh
tarik nafas dalam-dalam. Bercampur rasa
grogi, takut salah, takut salah tingkah atau takut salah berbicara. Itulah hal-hal yang dirasakan.
Maklum, belum berpengalaman mungkin itu yang menjadi kendala.
Ketika Moderator membacakan Biodata
para Narasumber. Saya berusaha bersikap santai atu rileks, namun intonasi suara
tidak bisa dibohongi.
Selang
beberapa menit, Ibu Rupiana Sari selaku Moderator membacakan biodata Narasumber
satu persatu. Untuk materi pertama disampaikan oleh Bapak Dr.rer.nat,Doni
Yusri,SP.,MM selaku Dosen dan Praktisi dengan materi Kecapana Digital.
Beberapa kesimpulan yang disampaikan oleh para Narasumber antara lain:
1. Adanya
perubahan mindset (keinginan dan kemampuan) serta adanya sikap kolaborasi,
kreatif dan inovatif.
2. Era
digital dituntun setiap individu untuk selalu beradaptasi, artinya adanya
keinginan dan kemampuan. Dengan adanya keinginan untuk selalu belajar dan
berusaha dalam menyesuaikan kecakapan serta keahlian dibidang Dunia Digital.
Setiap karya harus dihargai dan jauhi prilaku plagiat dalam setiap membuat
karya. Apalagai seorang pendidik dituntut untuk selalu beradaptasi dalam
situasi.
3. Dalam
berselancar di dunia maya yang perlu diperhatikan adalah 3 unsur, yaitu :
1. Malware berdasarkan infection methods antara lain
adalah virus, worms, trojan, dan bots.
2. Adware biasanya muncul pada saat ada iklan di
PC atau smartphone pada saat kita berselancar digoogle. Jika kita tidak
hati-hati akan berdampak pada kerusakan data kerasian data seorang pengguna.
3 spyware biasanya digunakan untuk melakukan
suatu kejahatan. Bedanya dengan malware lain, spyware bekerja dengan cara menyusup ke suatu
perangkat secara diam-diam dan tidak diketahui pengguna perangkat.
4. Etika Digital yaitu sikap menjauhi hal yang
tidak pantas antara lain:
ü Tidak mengungah hal yang berbau Pornografi,
Porno aksi
ü Kontens berbau SARA
ü Penyebaran HOAX
ü Cek dan ricek kebeNARAN berita, jangan mudah menshare berita, atau kontens
sebelum memastika itu kebenaran dan fakta.
5. Dalam
memahami digital culture adalah mengenal hal tehnis, terbentuknya budaya baru
dan belajar mengenai fenomena sosial di Era Digital. Seperti pentingnya data
pribadi mulai dari identitas, nomor hp, nama ibu, sampai dengan identitas rumah
jangan mudah memfoto atau mengunggah di dunia maya. Karena hal itu dimanfaatkan
oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Dengan princip bijak bersosmed, berpikir sebelum bertindak.
#Digital
Culture
#Literasi
Digital
#Cakap
Digital
Comments
Post a Comment