Fenomena Sosial di Era Digitalisasi

Image
           Tentang Literasi  Martha C. Pengington ( 1996:186 ) mengatakan bahwa, secara fakta dokumen tertulis dapat survive lebih lama dibandingkan manusia itu sendiri, karena bahasa tulisan mudah dipelihara dari generasi sesuatu ke generasi berikutnya. 

HIKMAH KISAH PENGORBANAN NABI IBRAHIM AS DAN NABI ISMAIL AS

HIKMAH KISAH PENGORBANAN NABI IBRAHIM AS  DAN NABI ISMAIL AS

 OLEH : EKALAYA IRPAN PAMUJI,S.Sos

 Allahhuakbar, Allahhuakbar, Allahhuaakbar. Kalimat Allah SWT Maha Besar di kumandangkan dari Pelosok Negeri bahkan seluruh Dunia.  selama 3 hari raya ini. Mulai hari Jum’at, 31 Juli 2020 sampai dengan Hari Minggu, 2 Agustus 2020 . Bertepat pada 1441 Hijrian dibulan Djulhijah yaitu Lebaran haji.  Ada kisah menarik dan perlu di ambil Ibroh ( Pelajaran ) dari dua kisah Nabi Ibrahim as  dan Nabi Ismail as yang meperjuangkan Aqidah ( Keyakinan ) akan kebesaran dan ke Esaan ALLAH SWT. Beberapa kisah yang diambil dari beberapa kutipan, yaitu :
Kisah Nabi Ibrahim  AS
Ada kisah menarik dan pelajaran yang diambil dalam cerita   Nabi Ibrahim dengan sang Ayah. Satu sisi sang Ayah adalah orang tua dari Nabi Ibrahim. Sedangkan satu sisi yang lain sebagai pembuat patung- patung. Di kutip dari (https://akurat.co/news/id-924244- ) Dalam ayat itu, terdapat kata utlu yang memiliki arti bacakan meski pada mulanya ultu berarti mengikuti. Menurut para ahli tafsir, makna "bacakan" dalam ayat tersebut bermakna membaca Al-Qur'an yang terdapat kisah Nabi Ibrahim sekaligus diikuti dengan pengamalannya. Kisah tersebut salah satunya berupa perdebatan Nabi Ibrahim dengan sang ayah terkait dengan apa yang dia sembah atau kepercayaannya.
Seperti yang tertuang dalam Surah Asy-Syuara ayat 71, sang ayah dan kaumnya menyangkal dakwah Nabi Ibrahim as dan berkata, "Kami menyembah berhala-berhala dan senantiasa tekun menyembahnya."
Di ayat selanjutnya, ayat 72 dan 73 Nabi Ibrahim as menanyakan kembali kepada ayahnya apakah berhala-berhala itu mampu menjawab doa yang dipanjatkan dan bisa memberikan manfaat. Ayah Nabi Ibrahim kemudian menjawab di ayat 74, "Kami mendapati leluhur kami berbuat demikian."
Melihat susahnya memberikan pemahaman kepada ayahnya dan orang-orang yang menyembah berhala, ayat ke 75-82 menjelaskan tentang apa yang dilakukan Nabi Ibrahim. Beliau menjelaskan bahwa berhala-berhala itu adalah musuhnya dan tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah yang mampu memberikan manfaat, petunjuk serta ampunan. Apabila ayahnya dan orang-orang di sekelilingnya masih menyembah berhala, maka yang didapatkan bukan manfaat melainkan mudharat.
Kemudian di ayat 83-86, Nabi Ibrahim berdoa yang isinya memohon kepada Allah Swt agar dimasukkan kepada kelompok orang-orang yang saleh dan semoga kelak akan menghuni surga. Tidak hanya itu, Nabi Ibrahim juga berdoa kepada Allah Swt agar dosa ayahnya diampuni meski ayahnya itu tergolong kaum yang sesat karena menyembah berhala.
Itulah luar biasanya Nabi Ibrahim yang tetap mendoakan kebaikan untuk ayahnya meski telah berbuat yang tidak sesuai dengan petunjuk Allah Swt. Wallahu a'lam.

Kisah Nabi Ismail As
Di kutip dari (nu.or.id, https://banten.idntimes.com/news ) Ismail melihat mimpi sang ayah sebagai perintah Allah SWT

Bukannya bersedih atau takut, Ismail yang juga melihat mimpi ini sebagai perintah Allah SWT pun menjawab dengan penuh kesabaran dan keihklasan:
يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Artinya: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."
Dengan berserah diri kepada Allah SWT, Nabi Ibrahim pun membaringkan Ismail di atas pelipisnya, setelah itu Allah SWT pun berfirman kepadanya:
وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ. قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
Artinya: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang- orang yang berbuat baik.” (Surat As-Shaffat, ayat 104 -105).
Sebagai balasan atas ketaatan dan keikhlasan Nabi Ibrahim dan Ismail, Allah pun mengganti Ismail dengan seekor hewan sembelihan yang besar. Dengan adanya peristiwa itu, dimulailah kegiatan berkurban pada hari Raya Idul Adha yang berlangsung hingga saat ini.
Hikmah dari dua kisah Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail dan hari raya Berqurban.
1.       Meskipun sang Ayah nabi Ibrahim adalah pembuat berhala. Namun, dihati  Nabi Ibrahim senantiasa menasehati dan mendoakan sang Ayah. Walaupun sang Ayah memilih dengan keyakinan nenek moyangnya atau dalam keadaan sesat.
2.   Perjuangan Nabi ismail dengan ayahnya yaitu nabi Ibrahim. Kita tahu bahwa nabi Ibrahim as baru memiliki buah hati ( anak ) setelah usia senja yaitu sudah berumur 100 Tahun. Baru lahirlah si buah hati yaitu nabi Ismail. Singkat cerita  Melalui mimpinya sang ayah diperintahkan oleh ALLAH SWT.  Untuk meyemblih sang anak yaitu Nabi Ismail as. Dengan keikhlasan dan keridhoannya mereka berdua lulus dalam ujian. Sehingga digantikan ismail menjadi seokor Kambing. Sesuatu yang tidak logis dan masuk akal. Alam sadar manusia tidak akan mampu menembus Kebesaran ALLAH SWT. Melalui ‘Keimanan dan Keikhlasan dan kesabaran  yang kuat’.  Menjadi bahan renungan atas perintah dan kewajiban pada umatnya.
3.       dan agar manusia makin mengerti bahwa Allah tidak hendak menghinakan manusia dengan cobaan, serta tidak ingin menganiaya manusia dengan ujian.
4.       Dari peristiwa ini, juga menjadi pelajaran bahwa Allah menghendaki agar kita bersegera memenuhi panggilan tugas dan kewajiban secara total.

Bahan baca :
nu.or.id, https://banten.idntimes.com/news

Comments

PERTENGKARAN YANG SESUNGGUHNYA DIUSIA MUDA ADALAH PERKELAHIAN MENCAPAI MASA DEPAN

APA ITU “ NYELIMPOK “

CATATAN PRESTASI SISWA

PESONA KRUIKU