HIKMAH KISAH PENGORBANAN NABI IBRAHIM AS DAN NABI ISMAIL AS
OLEH : EKALAYA IRPAN PAMUJI,S.Sos
Allahhuakbar, Allahhuakbar, Allahhuaakbar.
Kalimat Allah SWT Maha Besar di kumandangkan dari Pelosok Negeri bahkan seluruh
Dunia. selama 3 hari raya ini. Mulai
hari Jum’at, 31 Juli 2020 sampai dengan Hari Minggu, 2 Agustus 2020 . Bertepat
pada 1441 Hijrian dibulan Djulhijah yaitu Lebaran haji. Ada kisah menarik dan perlu di ambil Ibroh (
Pelajaran ) dari dua kisah Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as yang meperjuangkan Aqidah (
Keyakinan ) akan kebesaran dan ke Esaan ALLAH SWT. Beberapa kisah yang diambil
dari beberapa kutipan, yaitu :
Kisah
Nabi Ibrahim AS
Ada kisah
menarik dan pelajaran yang diambil dalam cerita Nabi Ibrahim dengan sang Ayah. Satu sisi
sang Ayah adalah orang tua dari Nabi Ibrahim. Sedangkan satu sisi yang lain
sebagai pembuat patung- patung. Di kutip dari (
https://akurat.co/news/id-924244-
) Dalam ayat
itu, terdapat kata
utlu yang
memiliki arti bacakan meski pada mulanya
ultu berarti mengikuti. Menurut para ahli tafsir,
makna "bacakan" dalam ayat tersebut bermakna membaca Al-Qur'an yang
terdapat kisah
Nabi Ibrahim sekaligus diikuti dengan
pengamalannya. Kisah tersebut salah satunya berupa perdebatan
Nabi
Ibrahim dengan sang ayah terkait dengan apa yang dia sembah
atau kepercayaannya.
Seperti yang
tertuang dalam Surah Asy-Syuara ayat 71, sang ayah dan kaumnya menyangkal
dakwah
Nabi Ibrahim as dan berkata,
"Kami menyembah berhala-berhala dan senantiasa tekun menyembahnya."
Di ayat selanjutnya, ayat 72 dan 73 Nabi
Ibrahim as menanyakan kembali kepada ayahnya apakah
berhala-berhala itu mampu menjawab doa yang dipanjatkan dan bisa memberikan
manfaat. Ayah Nabi Ibrahim kemudian menjawab di
ayat 74, "Kami mendapati leluhur kami berbuat demikian."
Melihat susahnya memberikan pemahaman kepada ayahnya
dan orang-orang yang menyembah berhala, ayat ke 75-82 menjelaskan tentang apa
yang dilakukan Nabi Ibrahim. Beliau menjelaskan bahwa
berhala-berhala itu adalah musuhnya dan tidak ada Tuhan yang berhak disembah
kecuali Allah yang mampu memberikan manfaat, petunjuk serta ampunan. Apabila
ayahnya dan orang-orang di sekelilingnya masih menyembah berhala, maka yang
didapatkan bukan manfaat melainkan mudharat.
Kemudian di ayat 83-86, Nabi
Ibrahim berdoa yang isinya memohon kepada Allah Swt agar
dimasukkan kepada kelompok orang-orang yang saleh dan semoga kelak akan
menghuni surga. Tidak hanya itu, Nabi
Ibrahim juga berdoa kepada Allah Swt agar dosa ayahnya
diampuni meski ayahnya itu tergolong kaum yang sesat karena menyembah berhala.
Itulah luar biasanya Nabi
Ibrahim yang tetap mendoakan kebaikan untuk ayahnya meski
telah berbuat yang tidak sesuai dengan petunjuk Allah Swt. Wallahu a'lam.
Kisah Nabi Ismail As
Bukannya
bersedih atau takut, Ismail yang juga melihat mimpi ini sebagai perintah Allah
SWT pun menjawab dengan penuh kesabaran dan keihklasan:
يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Artinya:
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaallah kamu
akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."
Dengan
berserah diri kepada Allah SWT, Nabi Ibrahim pun membaringkan Ismail di atas
pelipisnya, setelah itu Allah SWT pun berfirman kepadanya:
وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ. قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا ۚ
إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
Artinya:
"Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya
demikianlah kami memberi balasan kepada orang- orang yang berbuat baik.” (Surat
As-Shaffat, ayat 104 -105).
Sebagai
balasan atas ketaatan dan keikhlasan Nabi Ibrahim dan Ismail, Allah pun
mengganti Ismail dengan seekor hewan sembelihan yang besar. Dengan adanya
peristiwa itu, dimulailah kegiatan berkurban pada hari Raya Idul Adha yang
berlangsung hingga saat ini.
Hikmah dari dua kisah Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail
dan hari raya Berqurban.
1.
Meskipun
sang Ayah nabi Ibrahim adalah pembuat berhala. Namun, dihati Nabi Ibrahim senantiasa menasehati dan
mendoakan sang Ayah. Walaupun sang Ayah memilih dengan keyakinan nenek
moyangnya atau dalam keadaan sesat.
2. Perjuangan
Nabi ismail dengan ayahnya yaitu nabi Ibrahim. Kita tahu bahwa nabi Ibrahim as
baru memiliki buah hati ( anak ) setelah usia senja yaitu sudah berumur 100
Tahun. Baru lahirlah si buah hati yaitu nabi Ismail. Singkat cerita Melalui mimpinya sang ayah diperintahkan oleh
ALLAH SWT. Untuk meyemblih sang anak
yaitu Nabi Ismail as. Dengan keikhlasan dan keridhoannya mereka berdua lulus
dalam ujian. Sehingga digantikan ismail menjadi seokor Kambing. Sesuatu yang
tidak logis dan masuk akal. Alam sadar manusia tidak akan mampu menembus
Kebesaran ALLAH SWT. Melalui ‘Keimanan dan Keikhlasan dan kesabaran yang kuat’.
Menjadi bahan renungan atas perintah dan kewajiban pada umatnya.
3. dan agar manusia
makin mengerti bahwa Allah tidak hendak menghinakan manusia dengan cobaan,
serta tidak ingin menganiaya manusia dengan ujian.
4. Dari peristiwa ini,
juga menjadi pelajaran bahwa Allah menghendaki agar kita bersegera memenuhi
panggilan tugas dan kewajiban secara total.
Bahan
baca :
nu.or.id,
https://banten.idntimes.com/news
Comments
Post a Comment