Fenomena Sosial di Era Digitalisasi
JAGA SIKAP
- Get link
- X
- Other Apps
JAGA SIKAP
Oleh : Ekalaya Irpan P,S.Sos
Dalam dunia marketing atau dunia sales. Sangat mengenal istilah “jaga sikap”. Apa yang dimaskud dengan istilah demikian?.mengapa harus jaga sikap, bukankah manusia memiliki privasinya masing-masing. Memiliki kebebasannya masing-masing untuk berekspresi, “bukan!”. Tidak ada yang salah dalam memilih sikap untuk tidak memilih. Setiap manusia memiliki kebebasan berpendapat dalam pandangan individu.
Jika individu mengekpresikan sikapnya secara individu tidak
ada yang salah. Namun, jika Individu telah bergabung dalam sebuah kelompok.
Apakah kelompok formal, kelompok in formal. Dengan keberadaan individu ditengah-tengah kelompok
masyarakat, atau dilingkungan kerja. Tentu menjadi suatu keharusan serta mampu
beradaptasi dalam lingkungannya.
Begitu halnya dengan seorang Guru. Guru adalah simbol dari
sebuah peradaban. Kehadirannya selalu dinanti oleh Peserta didiknya. “Keteladananya memberi bintang kehidupan.
Seperti air hujan menyirami lahan
persawahan”. Pemikirannya seperti robert
Eisten yang selalu mengilhami. Tindakannya memberikan batasan antara nilai dan
norma.
Hal-hal yang perlu dijaga oleh seorang Pendidik dalam
lingkungan kerja dalam menjaga sikap.
1. Jaga ucapan dan
perbuatan
Dalam rangkaian kegiatan dilingkungan kerja
sangat penting dan menjadi Kunci
membangun brand personal (kepribadian
merek). Jika kita berasumsi bahwa merek
selalu dimaknai dengan sebuah produk atau barang. Begitu juga dengan inividu
atau Seorang guru secara sadar maupun tidak sadar segala ucapakan dan
perbuatannnya itu adalah bagian membangun brand
personal. Coba kita perhatikan
dikota-kota besar. Mengapa setiap datang bulan suci Ramadhan. Dijadikan
oknum-oknum orang yang malas, berpakaian lusuh, pura-pura cacat, meminta-minta
di sepanjang rambu lalu lintas. Apakah itu bagian membangun brand personal (kepribadian merek). Menjadi penting ketika seorang guru selalu
menjaga setiap ucapan dan perbuatannya. Karena guru adalah gugu dan ditiru.
2. Menjaga keteladanan
Siapa yang tidak tahu dengan Bapak pendidikan Nasional yaitu
Ki Hajar Dewan Tara dengan semboyannya Ing ngarsa sung tuladha, berarti seorang
guru harus mampu menjadi contoh bagi siswanya,baik sikap maupun pola pikirnya.
Kata teladan merupakan kunci dalam menjaga sikap. Teladan
yang dimaksud disini adalah mengenai sikap bertindak. Bukan hanya dilingkungan
kerja namun di lingungan masyarakat Guru harus mampu cerdas dalam
bersosialisasi. Makna teladan sangat luas dalm pandangan sosialisasi.
“Mari kita gali satu persatu!”. Ketika kita berinteksi apakah
yang harus diperhatikan. Tentu menjadi point penting adalah.
Ø Bagaiamana seseorang pendidik berpenampilan?
Ø Bagaiamana seseorang pendidik menjaga ucapan?
Ø Bagaimana seorang pendidik dengan Tindakan sesuai tidak dengan ucapan?
Sungguh filosif yang penuh makna “Ing ngarsa sung tuladha” dari
pendiri tokoh pendidikan nasional. Jika seorang Guru menerapkan tiga
pertanyaanya tersebut. Sungguh luar biasa dalam proses pembinaan karakter
bangsa, membangun peradaban bangsa yang penuh dengan nilai luhur dan menjaga
marwah seorang bernama “guru”.
3. Mengontrol emosi
Dalam proses belajar dan mengajar. Seorang pendidikan
idealnya bisa mengatur emosional personal agar setiap tindakannya sejalan
dengan nilai dan norma berlaku. Jika kita cermati dibeberapa tayangan media TV,
Youtube ada beberapa oknum pendidik yang tersandung kasus pidana. Meskipun itu
sekala kecil. tetapi perlu diketahui bersama dan perlu disadari bahwa “pendidik
adalah manusia biasa “. Yang dipengaruhi faktor biologis, sosiologis dan
psikologis.
Dari faktor tersebut seorang pendidik terkadang khilaf dengan
segala ke alpaannya.
Contoh kasus yang dibuat sebuah peryataan:
1.
Dengan santainya
siswa merokok didepan kantin sekolah
2.
Dengan santainya
siswa menjawab pertanyaan guru dengan nada cetus. “terserah saya bu!”
3.
Atau senghaja
datang terlambat
4.
Dengan kompaknya Siswa
membuat PR tapi di kerjakan di sekolah.
Disinilah letak
kecerdasan emosional seorang Pendidik diuji.
Jawaban sederhana
untuk kasus tersebut
1.
Apakah bapakmu
sudah menghalalkan merokok disekolah, jika siswa masih membantah tinggal
panggil orang tua dan buat surat
pernyataan. Jadikan setiap masalah kembali keakar masalah. Agar nantinya
pihak orang tua tahu apa yang dilakukan siswa dilingkungan sekolah. Untuk
menyakinkan orang tua /wali murid sertakan barang bukti berupa foto.
2.
Jika sikap siswa
acuh terhadap guru. Misalnya dengan kalimat, “terserah saya bu!”.
Berikan jawaban yang menohok agar pola pikir siswa
berubah. Misal Jika kamu merayu seorang gadis. Gadis tersebut menjawab dengan
sederhana. Terserah saya Bang, kan yang punya hati saya. Bagaimana perasaan
mu? Tentu, jawaban yang mengunci hati
dan pikiran siswa. Agar siswa berpikir seribu kali untuk membantah setiap
perkataan gurunya.
3.
Siswa yang
terlambaat, seorang pendidik harus pandai mengolah kata dan mengolah rasa. ya!
Seperti mancing mania. Ulur dan tarik seperti itulah cara mengolah emosional.
Tidak bisa seperti mematahkan sehelai daun.
Jika kadar keterlambatan siswa masih bisa ditoleransi. Cukup dinasehati
dan diberikan peringkatan lisan atau tertulis. Agar siswa tersebut tahu rekap
jejak kasus. Sehingga selalu berpikir untuk melakukan tindakan yang sama.
4.
Kompak siswa
tidak mengerjakan PR dan mengerjakan disekolah. Lalu langkah apa yang harus dilakukan
oleh seorang Pendidik. Ada beberapa tips yang harus dilakukan oleh seorang
Pendidik :
Buatlah sebuah pertanyaan kepada seluruh siswa dan
dijawab dengan selembar kertas berikan waktu 7 menit .
1.
Apakah pekerjaan orang tua mu?
2.
Apakah amanah
orang tua mu?
3.
Berapa gaji orang
tua mu, apakah harian maupun bulanan ?
4.
Apa perbedaan
orang yang berakal dan tidak memilki akal ?
5.
Apa perbedaan
orang gila dengan orang waras ?
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment