

google.com, pub-9680573378088700, DIRECT, f08c47fec0942fa0
TANTANGAN
GURU MILENIAL MENGHADAPI ARUS INFORMASI
OLEH
: EKALAYA IRPAN PAMUJI. S,Sos
Nah!, jika kita membaca sejarah Negara Jepang Negara dengan julukan Negeri Sakura. Setelah kekalahan pada perang Dunia ke 2.
Enam hari setelah bom atom dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki pada 945, yang menyebabkan Jepang menyerah tanpa syarat pada Perang Dunia II ( 1942-195), Kaisar Hirohito (bertahta1926-1989) berupaya membangun kembali bangsanya yang sudah porak-poranda itu. Ia memerintahkan menteri pendidikannya untuk menghitung jumlah guru yang tinggal dan masih hidup. Dikutip Serambinews, Kamis, 27 Agustus 2015. Jamaludin.
Jika kita perumpamakan peristiwa dengan diatas, sepertinya memang tidak sama. Karena guru saat ini masih dalam masa transisi akibat Pandemi. Situasi dan karakter berbeda dengan negara Jepang saat itu. Tetapi setidaknya dijadikan bahan Referensi, motivasi dan analisa. Mengapa Jepang bisa sukses dan bangkit dari keterburukan akibat dampak perang Dunia ke 2.
Pada saat Kaisar Hirohito bertahta, beliau mencari guru yang bersisa 45.000,- guru. Ada kutipan Kaisar Hirohitu “ Kita telah jatuh, karena kita tidak belajar, kita kuat dalam senjata dan strategi perang. Tapi kita tidah tahu bagaimana mencetak bom yang sedahsyat itu. Kutipan kalimat tersebut memberikan gambaran bahwa tidak cukup keberanian dalam bertindak. Namun, ilmu adalah sumber dari setiap jawaban dari sebuah tantangan dalam menghadapi perkembangan zaman.
Jika dianalogikan antara Negara Jepang dan Negara Indonesia memang berbeda. Dikarenakan perbedaan secara Antropologis dan sosiologis. Tetapi setidaknya memberikan inspirasi dan motivasi. Bagaimana keadaan Jepang Waktu itu !. lalu bagaimana “tantangan guru Milenial menghadapi arus Informasi’. Tentu tugas kita bersama sebagai Insan Pendidikan.
Apa saja
tantangan Guru Milenial menghadapi arus Informasi’ ?
Menjadi seorang guru profesional memang tidak mudah. Apalagi dihadapkan pada situasi dan kondisi yang di masa Pandemi. Pada saat KBM berlangsung tetap mematuhi Protokol Kesehatan. Serta durasi mengajar dibatasi, sehingga materi atau per KD terkadang tidak rampung dalam empat sampai lima pertemuan. Tantangan inilah yang menjadi dilema serta putar otak untuk mensiasati hal tersebut.
Dengan Informasi yang begitu pesat. Seyognya seorang Guru pantang menyerah. Harus ada alternatif-alternatif lain dalam menghadapi setiap tantangan sebagai Guru Milenial dalam menghapi arus Informasi yang begitu cepat ini.
Hal apa yang harus dilakukan seorang Guru Milenial untuk menambah wawasan Informasi, yaitu :
Comments
Post a Comment