Fenomena Sosial di Era Digitalisasi
KETIKA CORONA VIRUS BERBICARA
- Get link
- X
- Other Apps
KETIKA CORONA VIRUS BERBICARA
OLEH : EKALAYA IRPAN PAMUJI,S.Sos
Kisah sedih dan bahagia adalah
sebuah cerita dari setiap alur perjalanan. Seperti nuansa roman picisan
bercerita antara kerinduan, kasih sayang atau pun kebencian. Dimasa Pandemi
ini banyak kabar berita. Melalui media
cetak maupun elektronik mengabarkan tentang Statistik Corrona.
Kami wong Dusun awalnya mengangkap Corrona ada diberita. Seiring berjalannya waktu tepatnya tanggal 11 bulan Februari tahun 2021. Sepertinya hari “menelan pil pahit” itulah kisah Corrona.
Virus yang tak nampak kasat mata. Memakai masker, jaga jarak atau cuci tangan memakai sabun ternyata benteng pertahannan jebol juga dalam benakku. Peristiwa ini memang bukan saya mengalami, tetapi masih keluarga dekatku.
Sebut Ridwan dan Santi. Sosok lelaki yang sudah berusai sebagai tulang punggung keluarga. Dalam keseharian mencari nafkah untuk keluarga, selain itu Ridwan selalu mencintai cucunya yang sedang belia. Sosok yang dulunya tegar dan berwibawa kini dikikis oleh waktu dan mulai menua.
Kembali kecerita Corrona. Bapak Ridwan terpapar Virus Corrona entah dari siapa. Diawali dengan lemahnya kondisi fisik serta indra penciuman mulai bertanda. “papar pak Ridwan dalam cerita dan pengalammnya ke pada Penulis. Hanya ada dua rasa yang terasa rasa pahit dan asin, ujarnya”!. Induh sai jelas angkah rua lagi sai terhasa dalam Bahasa Lampung. Begitu juga dengan Bu Santi sosok yang santai namun penuh makna dalam berbicara. Iya diimpus dengan sanurbiun untuk menjaga stamina.
Itulah pemandangan disaat kena Corrona. Rasa khawatir bercampur sedih melihat keadaan Bunda Santi terbaring lemas ditempat tidur. Dengan berbagai suplemen dan vitamin C dan D telah diminum oleh Bunda Santi dan Pak Ridwan. Belum lagi therapi mandi laut dalam kurun waktu 1 minggu rutin dijalankan.
Setelah mandi di laut lalu berjemur dengan maksud menjemur badan untuk mendapatkan vitamin D dari teriknya mentari pagi.
Jika orang awam berbicara seenaknya dewe atau dipa niku Corrona dalam bahasa Lampungnya. Kini benar adanya. Ketika Coronna Virus atau COVID -19 sudah berbicara.apakah kita tidak harus disiplin mengunakan masker, jaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun. Saya, kamu atau keluargamu akan mengalaminya ? tentu jawabannya semoga dijauhkan dari bala atau wabah bukan. Namun, terkadang kita berpikir seberapa indivdu penduli dengan dirinya, dengan keluarganya, dengan masyarakatnya?.
“Ketika Corrona sudah berbicara, tentu logika berkata!. Langkah apa yang harus dilakukan?
Sesuai dengan kata orang bijak . lebih baik mencegah dari pada mengobati atau sehat itu mahal.
Berbagi tips serta hal yang perlu dilakukan dalam pencegahan Penyebaran Covid-19.
- Disiplin mengunakan masker baik dilingungan kerja maupun dilingkungan keluarga
- Disiplin mencuci tangan mengunakan sabun, Zaniteser
- Kurangi pergaulan dimasa pandemi, intensitas keruang Publik atau keramaian.
- Sering memakan buah-buahan yang mengandung vitamin C dan D serta madu
- Untuk mengetes rasa penciuman gunakan serbuk kopi sebagai pendeteksi dini. Ada gejala Corrona karena indikasi pertama dari indra penciuman.
- Jika sudah terpapar. Tetap berpikir positf dan jangan berpikir dan berangan yang negatif.
- Ambilah segelas air panas. Lalu tuangkan 1 atau 2 tetes minyak kayu putih cap lang. Untuk merangsang penciuman. Hirup secara perlahan agar terasa aroma therapi terasa hangat ditubuh.
- Jangan abaiakan Protokol Kesehatan. Lebih baik mencegah dari pada mengobati.
# Semoga bermanfaat dan sayangi diri, keluarga dan masyarakat #
Diambil dari kisah nyata bukan rekayasa. Agar masyarakat tahu bahwa virus Corrona ada dan nyata.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Baik sekali paparannya. Terima kasih ilmunya.
ReplyDelete