Fenomena Sosial di Era Digitalisasi
YUK!, TAK KEPOIN APA ITU SOSIALISASI MENURUT ILMU SOSIOLOGI
- Get link
- X
- Other Apps
YUK!,
TAK KEPOIN APA ITU SOSIALISASI MENURUT ILMU SOSIOLOGI
EKALAYA
IRPAN PAMUJI,S.Sos
Tak kenal maka tak sayang, seperti itulah pepatah lama mengatakan. Jika kita berbicara individu tentu tidak terlepas dari kata berinteraksi dengan individu yang lain. Dalam konsep manusia, individu sebagai makhluk yang otonom atau berdiri sendiri. Kata individu berasal dai bahasa Latin yaitu individuum yang berarti terbagi atau kesatuan terkecil. Jika didefinisikan, individu berarti orang. Dengan demikian, individu bersifat tunggal dan satu kesatuan yang terbatas.
Dalam kehidupan bersosial. Individu tidak bisa hidup dengan sendiri atau kesendirainnya. Karena pada kodratnya individu adalah bagian dari masyarakat. Saling tolong menolong, tegur sapa dan saling menasehati antara satu dengan yang lain. Lalu bagaimana ketika kita bertemu dengan seseorang yang memiliki karakteristik yang berbeda dan bahkan cenderung egois, tempramer, atau suka menyakiti hati teman. Bahkan melakukan penyimpangan sosial.
Hal itu menjadi sumber penting mengapa hal itu bisa terjadi?, dalam ilmu sosiologi ada istilah sosialisasi. Dimana sosialisasi adalah penanaman nilai-nilai dan norma sejak dini. Sehingga setiap individu bisa beradapatasi dan berinteraksi dengan lingkungannya dengan baik. Istilah pepatah mengatakan “dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung”. Seperti itulah sosialisasi dalam ilmu sosiologi. Mari kita perhatian beberapa tempat atau agen sosialisasi dimulai:
Agen sosialisasis menurut sosiologis, antara lain:
1. keluarga
keluarga adalah sosialisasi yang pertama dan utama dalam pembentukan karakter setiap individu. Diibartkan seperti pondasi dalam rancangan bangunan. Karena keluarga merupakan media sosialisasi yang utama. Contohnya ketika orang tua mengajari anaknya bertatih untuk belajar berjalan, belajar kata demi kata, belajar sopan santun, kasih sayang. Sampai dengan masalah ekonomi sebagai tanggung jawab orang tua dengan anaknya.
2. Sekolah
Merupakan media sosialisasi kedua setelah keluarga. Media sosialisasi formal mengatur jalannya proses KBM, Mendidik siswa, melatih dan mengembangkan karakter siswa demi meraih masa depan dan cita-cita.
Namun, dalam perjalanannya sering kali menemukan kendala-kendala dalam hal mendidik siswa. . Mulai dari kasus Broken Home, masalah ekonomi keluarga, sampai dengan siswa sebagai tulang punggung keluarga. Antara harapan dan realitas berbalik jauh. Disiniliah peran kunci BK dan kesiswaan bersinergi.
Menghadapi permasalah pelik yang dihadapakan siswa tidak cukup pendekatan formil atau sekedar basa basih. BK sebagai media dalam hal konseling keluarga menjadi titik sentral dalam menangani kasus siswa dengan pendekatan Humanis, dan komuniasi dua arah yang nantinya menumbuh kembangkan karakteristik siswa dalam mengahadapi berbagai permasalahan yang dihadapi siswa.
3. Teman sepermainan
Agen yang ketiga ini tidak kalah pentingnya dalam pemberian warna kehidupan bagi siapapaun. Karena dengan teman kita bisa mencurahkan segala keluh kesah agar setiap individu begitu nyaman dengan teman dekatnya. Media sosialisasi yang ketiga tak kalah pentingnya dalam membentuk karakter seorang individu. Sehingga sebagai orang tua seyognya harus tahu siapa dan mengapa mereka berteman. Tak ayal banyak kasus penyimpangan sosial dikarenakan salah pergaulan. sehinga akibat salah pergaulan atau salah memilih teman. Sangat wajib bagi orang tua untuk selektif dalam memilih teman-teman sepermainan bagi anaknya . karena tumbuh kembangnya anak dipengaruhi dimana ia bergaul dalam lingkungan teman sebaya atau teman sepermainan.
4. Media Massa
Agen yang ke empat adalah media Massa. Dimana agen sosialisasi ini memberikan dampak signifikan bagi setiap kalangan. Bukan hanya kalangan Melenial saja. Mulai dari anak sejak dini hingga dewasa sangat dipengaruhi oleh setiap pemberitaan yang disuguhkan oleh media massa. Dahulu Media Massa Notabenya berupa TV, Radio, koran dan majalah. Dengan kemajuan zaman Media Massa beralih ke Platpom Youtube, Facebook, Google, WhatsApps yang setiap hari berada digengaman smartphone kita masing-masing.
Dalam hitungan menit terkadang pemberitaan lebih cepat dari sumber Youtube dibandingkan TV maupaun media cetak. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi orang tua, sekolah, Teman sepermaian bahkan media itu sendiri. Untuk bisa selektif, memfilter budaya luar yang terkadang tidak sesuai dalam budaya ketimuran.
Zaman sekarang bukan lagi hanya sekedaran pemberitaan setiap mument yang disuguhkan melalui Youtube. Namun, yang sifatnya piral itu dijadikan konsumsi publik sesuai like dan komen dan share sesuai notifikasinya. Mengejar lonceng dan subcribe yang terkadang lupa apa itu tujuan berita.
Pemberitaan bukan hanya lagi sekedar hal faktual tetapi terjebak dalam hal “kesenangan semu”. Apakah mengejar subcribe demi notifikasi Google Adsen. Hehe.. “jangan tersinggung,” ya ! . Namun, itulah realitas kehidupan dizaman Digitalisasi yang serba cepat ini.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment