Fenomena Sosial di Era Digitalisasi

Image
           Tentang Literasi  Martha C. Pengington ( 1996:186 ) mengatakan bahwa, secara fakta dokumen tertulis dapat survive lebih lama dibandingkan manusia itu sendiri, karena bahasa tulisan mudah dipelihara dari generasi sesuatu ke generasi berikutnya. 

AYO LAWAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

 

AYO LAWAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

EKALAYA IRPAN PAMUJI,S.Sos



Di alam Demokrasi  setiap individu bebas mengeluarkan pendapat dimuka umum (Publik). Namun, bukan berarti kebebasan pendapat itu salah diartikan baik oleh individu, maupun  kelompok masyarakat . Dengan perkembangan Tehnologi  Informasi yang begitu pesat. Sebagian masyarakat kita mengunakan Gadget baik untuk pengunaan alat komunikasi , mencari informasi atau untuk hanya sekedar mencari sensasi.

Pengunaan jejaring sosial akhir-akhir ini meningkat tajam. Nah!,  jika kita perhatikan dengan seksama pengunaan smartphone di masyarakat Indonesia sangat pesat. Lalu apa kaitannya dengan kekerasan berbasis gender. Dengan adanya pengunaan Tehnologi Informasi yang begitu pesat memberikan dampak yang luar biasa. Bagi sifat, sikap serta karakter masyarakat Indonesia.

 Walaupun hal ini masih sekedar pendapat yang masih perlu dikaji atau perlu dihipotesis kebenarannya.  Namun, secara visual manusia ataupun masyarakat itu sendiri.  Melihat secara langsung dimedia TV, Internet, Facebook maupun media informasi lainnya. Setiap   kejadian, peristiwa, baik kekerasan secara fisik, mental, bully. Maupun secara tidak lansung. Tentu hal demikian memberikan sugesti, imitasi yang membekas bagi setiap  yang melihatnya sesuai dengan daya kritis masyarakat serta analisis Rasionalitas dalam setiap kejadian dan peristiwa.

Yang menjadi pertanyaan kita. Jika melihat tayangan  media cetak , TV. Tentu sangat miris. Apakah orang lain yang menjadi korban atau bahkan keluarga kita yang menjadi sasaran.  Kini kekerasan bukan lagi tugas dari pihak kepolisian semata. Peran serta masyarakat adalah kunci dari keberhasilan penangulan kekerasan yang bersifat preventif .

 

 Bagaimana cara melawan  kekerasan berbasis gender ? .

  Hal yang perlu kita lakukan terlebih dahulu adalah mensosialisasikan  sejak dini pengertian kekerasan itu sendiri  yang dimulai dari Keluarga dan pihak Sekolah. Contoh kasus mengenai pencegahan  tindakan bullying yang ada disekolah  yang harus dipahami oleh setiap siswa maupun  komponen masyarakat.  Tanpa memahami arti mendasar tentang kekerasan.  Terkadang masyarakat kita terjebak asumsi-asumi umum yang dikatakan hal yang lumrah.

Contonya saja kekerasan itu dikonotasikan sebagai tindakan kasar, keras atau melawan hukum. Lalu bagaimana dengan mengasingkan atau mengdiskriditkan  seseorang. Baik dilihat dari dasar status sosial, jenis kelamin, keturunan,  bahkan tingkat ekonomi.

Bagaimana dengan berbasis gender ?

Jika kita berbicara gender. Maka yang ada dibenak kita adalah jenis kelamin, seks, kekuatan, lemah lembut pria ataupun wanita. Sehingga setiap individu maupun beberapa kelompok masyarakat memvonis gender adalah perbedaan jenis kelamin. Yang berfokus pada kekuatan fisik. Seiring perkembangan zaman dan perubahan sosial secara cepat. Istilah gender tidak lagi dikonotasikan kepada jenis kelamin. Namun sebaliknya  pengertian gender sudah semakin kompleks sesuai dengan dinamika di masyarakat.

Artinya bahwa istilah  gender sudah melembaga pada sendi-sendi kehidupan masyarakat yang sudah mendarah daging. Contoh konkretnya adalah pengakuan istilah ‘wanita karir’. Hanya saja pengakuan wanita karir tergantung pada jenis masyarakatnya. Apakah masyarakat Paguyuban atau masyarakat Patembayan.

Solusi melawan kekerasan berbasis gender:

1.       Edukasi masyarakat akan pentingnya perbedaan status dan peran seseorang  yang dialami oleh setiap individu tersebut, sehingga memiliki beban dan tanggung jawab yang berbeda.

2.       Adanya penyuluhan keluarga . Yang tidak hanya  berbicara tentang keluarga namun. Berbicara tentang tantangan  yang dihadapi serta dinamika yang sedang terjadi. Misalnya menjelaskan bahwa di Era Globalisasi dan Modernisasi. Peluang kerja dan  jenis pekerjaan tidak   lagi ditentukan oleh jenis kelamin. Namun sebaliknya adalah sebagai tolak ukur adalah  keahlian yang menjadi prioritas tantangan dunia usaha, bisnis, pendidikan baik sektor formal maupun informal.

3.       Bimbingan konseling keluarga sangat berperan dalam peningkatan kesadaran secara berkala. Sehingga. Jika ada gesekan antar suami istri bisa diatasi dengan bijaksana serta bimbingan keluarga.

 #Cerdas Berkarakter

# BlogerBerkarakter#AksiNyatakita

#LawanKekersanBerbasisGender

#BantuKorbanKekerasan

Comments

PERTENGKARAN YANG SESUNGGUHNYA DIUSIA MUDA ADALAH PERKELAHIAN MENCAPAI MASA DEPAN

APA ITU “ NYELIMPOK “

CATATAN PRESTASI SISWA

PESONA KRUIKU