Fenomena Sosial di Era Digitalisasi
TERIMA KASIH KMO NONFIKSI BATCH 30
- Get link
- X
- Other Apps
TERIMA KASIH
KMO NONFIKSI BATCH 30
OLEH : EKALAYA IRPAN PAMUJI,S.Sos
Aku dilahirkan
di Bekasi, lebih kurang 38 tahun lalu,
kembali ke kampung halaman. Dibesarkan lingkungan yang asri penuh dengan
kedamian hati. Masa kecil sering mencuret pena di selembar kertas. Meskipun hanya
sekedar curhatan biasa. “Yang jelas, cerita tentang air mata”. Entah itu
hal sepele maupun hal besar.
Kini,
kujejak melangkah hingga dewasa. Bahkan kini sudah berumah tangga. Setiap peristiwa
terkadang kugores kedalam tinta. “Itulah, media curhatku!”.
Enam
bulan berlalu.kudengar suara Smarhpone, ‘kriiing.. kringg’. Kubuka dengan semangatnya. Dengan tulisan khas. “
Anda, ingin menjadi Penulis!”, lalu
dalam hati kecilku.. menjawab. Mahal kali ya?, kuabaikan beberapa saat.
Selang beberapa
hari, iklan itu masuk kembali. Dengan tulisan yang sama. “ Anda, ingin menjadi
Penulis!”. Hingga rasa penasaranku bergelora. Hingga ku nekatkan diri. “Ya, Sudah
ikut aja!”.
Mulai dari
Registrasi Biodata sampai urusan Adminitrasi. Tetapi yang asyiknya. Bisa dicicil
2 kali, hehe.. saya bergabung di Group WhatsApp KMO NONFIKSI BATCH 30. Waktu itu benar-benar lockdown. Selama 3
bulan diam rumah. Saya mulai mengikuti kegiatan sistem Daring di Bulan Maret sampai dengan Juni melalui pengiriman file dan Video yang dikirim oleh team KMO
NONFIKSI BATCH 30. . Benar-benar tidak terasa leleh, waktu itu. ‘Iya,
benar-benar enjoy!’.
Menikmati
setiap kiriman Video dari team KMO
NONFIKSI BATCH 30 melaui WhatsApp. Dengan Narasumber yaitu Bapak Cahyadi Takariawan dan didampingi Admin yang
sabar yaitu mbak April.
Hal yang
perlu diingat dan menjadi pegangan seorang Penulis adalah. Menurut Pak Cahyadi Takariawan.
1. Rambu kebenaran yaitu, menulis berdasarkan kebenaran ( kodidor kebenaran ). Jika sesuatu hal yang salah kita yakini. Baik karena kesalahan kutifan, kesalahan data. Maka seorang penulis bisa berurusan ke ranah hukum dan ikut bertanggung jawab terhadap apa yang ia tulis atau ia muat.
2. Menulis itu harus kebermanfaatan yaitu, bukan hanya sekedar menulis,curhat, atau di posting di medsos hanya sekedar mencari sensasi. Menulis itu kebermanfaatan
3. Etis yaitu, seorang penulis harus beretika dalam berkarya, menulis tidak berbau SARA. Jika berbau SARA akan menimbulkan gejolak, ketersinggungan, sakit hati, menimbulkan permusuhan. Sehingga berakibat perpecahan atau adu domba. Yang pada intinya menulis dengan etis adalah menulis dengan jati luhur berbangsa dan berbudaya dan tidak melanggar nilai dan norma yang berlaku di masyarakat luas.
Tiga
hal tersebut menurut saya secara pribadi
dan sebagai Penulis pemula adalah kode etik. Yang harus dijaga demi menjaga
nama baik seorang Penulis itu sendiri.
Dengan mengucapkan
syukur Alhamdulillah. Meskipun masih banyak kekurangan dalam menulis. Namun,
sejatinya tiada henti untuk melangkah. ‘Belajar dan belajar, menulis dan
menulis!” itu adalah kata yang tepat untuk diri. Demi melangkah lebih baik untu
kedepanya.
Dengan
menulis, banyak torehan tinta yang terungkap, banyak realitas kehidupan yang
terangkat, dari sudut pandang empati dan
simpati. Bukan untuk ketenaran semata, atau bukan juga untuk postingan belaka. Mengungkapkan fakta dan realitas. Digali penuh
rasa dan jiwa hingga ia menyatu kedalam sukma .
Biarkan
setiap coretan tinta menjadi cerita. Cerita tentang “Realitas dan Dinamika Kehidupan”. Tanpa distorsi (pengaruh)
Kepentingan sesaat. Setiap peristiwa akan kugali dengan pendekatan Humanis,
Prinsip dasar Nilai dan Norma. Agar kelak, mengalir seperti air yang memberikan
kehidupan.
Ucapan
Terima kasih yang tiada terhingga Kepada Bapak Cahyadi Takariawan, Ibu Ida serta Team
KMO NONFIKSI BATCH 30 . yang telah memberikan setiap tetesan ilmu yang
mengalir, semoga berkah. Amin.
Pemerihan, 23 September 2020
Ekalaya Irpan
Pamuji,S.Sos
Comments
Post a Comment