Fenomena Sosial di Era Digitalisasi
SETIAP PANGGILAN MENGANDUNG MAKNA
- Get link
- X
- Other Apps
SETIAP PANGGILAN
MENGANDUNG MAKNA
OLEH : EKALAYA
IRPAN PAMUJI,S.Sos
Panggilan
merupakan hal terpenting dalam sarana berkomunikasi. Karena dengan panggilan
seseorang mengetahui nama, atau inisial yang dituju. Coba bayangkan jika
saya,kamu, mereka . memangil seseorang dengan sebutan. Oouuy..pulan! tolong
kesini. Tentu tidak ada yang menjawabnya, bukan!.
Dalam
kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan perkotaan maupun lingkungan
perdesaan. Orang perorang kelompok maupun perkelompok. Seyogyanya memiliki ciri
khas kedaerahan dalam memangil seseorang. Misalnya untuk di Jakarta Abang untuk
pangilan berjenis kelamin laki dan lebih tua, pangilan anak tertua dan dituakan adalah Udo di
wilayah Krui Pesisir Barat Lampung, atau
di Padang Uda.
Di Era
serba Praktis dan Instan ini. Anak-anak remaja Zids Zaman Now. Jika berkumpul
dan berkomunikasi terkadang kelewat batas. Sama halnya dunia digital yang sudah
masuk dalam ruang Globalisasi. Tak sadar bahwa Era globalisasi tanpa batas,
tanpa sekat.
Contonya
untuk mengetahui sebuah wilayah. Tidak perlu kita datang secara langsung.
Tinggal klik smartphone cantik kalian. Atau halo google tunjukan informasi
Wilayah A.. langsung dijawab oleh mbak
Google.
Baik,
kita kembali pada pokok tema mengenai panggilan. Zids Zaman Now, terkadang
memangil teman misalnya ‘bro, bray, coy, gusy, anjay.’ Pangilan “Anjay” akhir-akhir
ini sering digunakan dalam bahasa pergaulan anak muda Zaman sekarang.
Ternyata, dalam Pers Rilis Komisi Nasional Perlindungan Anak ( KNPA). Pengunaan
istilah “ANJAY” harus dilihat dari berbagai sudut pandang, tempat dan
makna. Jika disebutkan sebagai kata
penggati ucapan salut dan bermakna kagum atas satu peristiwa “ouw..keren”
misalnya memuji salah satu produk yang dilihatnya di media sosial, diganti
dengan istilah ”Anjay “, untuk satu aksi pujian ini tidak mengandung kekerasan
atau bullying, dimana istilah
tersebut tidak menimbulkan ketersinggungan, sakit hati dan merugikan. Sekalipun
ada istilah “Anjay” yang dapat diartikan dengan sebutan dari salah binatang.
Jika istilah “Anjay” digunakan sebagai
sebutan untuk Merendahkan Martabat
Seseorang. Istilah tersebut adalah salah bentuk kekerasan verbal dan dapat dilaporkan
sebagai tindak pidana, oleh sebab itu
Harus Dilihat Perspektif-nya, karena penggunaan istilah “Anjay” sedang
viral ditengah-tengah pengguna media sosial dan anak-anak.
Pada paragraf terakhir dari Pres Rilis Komisi Nasional Perlindungan
Anak. Istilah “Anjay “ Mengandung Unsur
Kekerasan dan Merendahkan Martabat Seseorang adalah salah satu Bentuk Kekerasan
atau Bullying yang dapat Dipidana, baik digunakan dengan cara bentuk
candaan, namun jika dan definisi kekerasan terpenuhi, sesuai dengan UU RI No,35
Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Lebih baik jangan menggunakan kata
Anjay. Ayo kita hentikan sekarang Juga !!.
Dikutip dari ( Komisi
Nasional Perlindungan Anak. Jakarta, 29
Agustus 2020).
Dengan
mengetahui Istilah “Anjay” tentunya baik masyarakat umum, kalangan terpelajar
dan kalangan intlektual betul – betul secara sadar untuk tidak mengunakan kalimat tersebut. Serta
dapat memberikan wawasan kepada generasi Minenial perlunya filterisasi budaya
dan bahasa atau kemampuan Literasi .
Salam Pengiat Literasi
Comments
Post a Comment