Fenomena Sosial di Era Digitalisasi
“AYAH”
- Get link
- X
- Other Apps
“AYAH”
OLEH : EKALAYA
IRPAN PAMUJI,S.Sos
Di Era
90 film fiksi yang terkenal saat itu “Gundala”. Ia adalah seorang yang memiliki
kekuatan luar biasa yaitu dengan kecepatan lari secepat kilat. Pada tahun 90 an
layar tanjap namanya dimana tempat yang pas untuk menonton sebuah kisah tokoh
inspirasi. Apalagi dipinggiran kota Bekasi.
Layar
tanjam sifatnya merakyat menenton dengan bermodalkan satu botol aqua dan
sekatong kacang rebus sambil menikmati dinginnya malam. Seraya asyik
mendengarkan suguhan film layar tanjam yang siap menghibur.
Jika
kita berbicara tokoh inspirasi. Tentu didalam benak yang terlintas adalah.
Mereka-mereka yang memiliki kekuatan Super Hero, seperti Supermen, Wonder
Women, atau Gatot Kaca . memiliki kekuatan luar biasa dan menjadi idola bagi
para pengemarnya. Tidak salah apalagi dizaman itu belum banyak biokop atau Home
Teater berskala 21. Jalan-jalan ke mal atau singgah menonton 21.
Setiap
Era pasti memiliki kejayaannya. Era 90 Layar tanjap namanya, Era 2000 Laser
Disk berputar, Era 2001 CD. Baik disini penulis mengajak bagi para pembaca
untuk hening sejenak, tentang Super Hero yang dimaksud adalah ‘Ayah’. Ya!, Ayah
adalah seorang lelaki perkasa tanpa lelah bekerja mengais rezeki. malam dan siang ia lewati.
Selain
bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga baik berupa sandang, pangan maupun
papan. Ayah adalah seorang lelaki yang selalu memberikan motivasi, inspirasi
bagi tumbuh kembangnya seorang anak. Mungkin pembaca sering mendengar alunan
lagu Ebiet G ade tentang Titip Rindu
Buat Ayah.
Di matamu masih tersimpan
selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan
terpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelah
Keringat mengujur deras
Namun kau tetap tabah
Mseki napasmu kadang
tersengat
Memikul beban yang makin
sarat
Kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti
hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu
gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar
Legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk
Namun semangat tak pernah
pudar
Meski langkahmu kadang
gemetar
Kau tetap setia
Dst....
Beberapa
untain lagu Ebiet membawa para pembaca dan saya untuk selalu. Menghargai dan
selalu mensyukuri atas perjuangan Ayah. Apakah ia masih sehat saja atau bahkan
sudah tiada. Memang berat mengenang sudah tiada. Segala pengorbanan, segala
perjuangan selalu tergiang-giang dalam ingatan bahkan terbawa mimpi.
Sosok ayah
tidak bisa tergantikan. Baik secara lahir maupun batin. Tanpa perjuangan dan
pengorbanannya. Kita bukan siapa-siapa. Entah para pembaca sudah sukses dengan
karirnya. Jadi manager di Perusahaan besar. Jadi Dirut diperusahaan yang
bunafit. Bahkan bergaji satu milyar atau
bahkan bermilyar-milyar. Tengok lha !, jika ia sudah tua telpon ia.
Apa kabar
ayah? Semoga dalam keadaan sehat. Kata kabar atau menanyakan kabar merupakan
suatu yang berharga. Apalagi didalam kesibukan bekerja. Iya!, basa basi atau
sekedar bercanda. Bagian pelebur rindu dikala jauh. Antara anak dan orangtua.
Tugas kita
sebagai anak adalah mengabdikan diri ketika ia sudah tua renta. Sebagaimana ketika
kita masih kecil. ditimang, disayang, dan diasuhi dan dibesarkan bahkan disekolahkan mulai dari
bangku Sekolah Dasar sampai ke Perguruan Tinggi.
Ada moment
dan peristiwa ada hikmah dalam setiap perjalanannya. Ada cerita sedih, duka dan
lara. Ya seperti itu lah ! sosok ayah. Ia tidak pernah bercerita tentang getir
dan pahitnya hidup. Ia selalu memberikan insiprasi dalam kehidupan. Cukup dengan
senyuman sejuta makna tersirat akan kerinduan kasih sayang dengan anaknya.
Biha,
14 September 2020
Comments
Post a Comment