Fenomena Sosial di Era Digitalisasi
Petani juga punya konsep !
- Get link
- X
- Other Apps
Petani juga punya konsep ?
Oleh: Ekalaya Irpan Pamuji,S.Sos
Pagi yang begitu cerah, sinar mentari mulai menyegat di sela-sela dinding rumahku. Ku buka jendela.Sambil mendengarkan suara ayam berkokok. Menyambut pagi dengan semangatnya.
Belum lagi, para petani bersiap-siap pergi ke sawah dengan semangatnya.. Mulai dari membajak sawah untuk mempersiapkan lahan. Dengan tetap memiliki konsep:
Itu pun saya dapat dari cerita para petani, sebut saja Andi. Beliau memaparkan konsep menjadi seorang petani ada empat, pungkasnya!. Yaitu antara lain :
" Hari ini lebih baik dari hari kemarin".
Konsep pertama :
Konsep pertama mengevaluasi apakah hasil 3 bulan lalu lebih baik dari bulan sekarang. Maklum konsep petani adalah per tiga bulan dalam masa panen padi.
Konsep Kedua :
Konsep kedua adalah Benih padi. Apakah benih padi sesuai dengan dinamika cuaca. Misalnya benih IR cocok pada intensitas curah hujan sedang. Atau pengaruh kulture juga mempengaruhi produksi padi. Artinya, Jika seorang petani melakukan penebaran benih lebih dahulu atau lebih lambat. Maka, besar kemungkinan akan berpengaruh pada produksi padi tersebut. Mulai dari tikus, burung, walang sangit. Yang siap menyerang kapan saja. Mengapa demikian?. Ya tentu jawabannya adalah karena tidak ada berbagi hama dengan lahan yang lain.
Konsep kedua ini penting. Karena " Pemilihan Benih dan kulture Petani harus diperhatikan. Prinsip petani adalah kebersamaan dalam persiapan lahan dan pengarapan adalah kunci sukses. Menuju hasil yang memuaskan.
Konsep ketiga:
Konsep ketiga adalah pemupukan dan pengobatan.
Emmm.. Jika, kita berbicara pemupukan dan pengobatan Padi. Tentu jadi PR tersendiri bagi para petani. Ya berbicara modal tentu kost yang harus diperhatikan. Kebanyakan para petani mengeluh pada konsep ketiga ini. Disebabkan mahalnya pupuk dan obat-obatan.
Konsep
keempat :
Konsep keempat adalah tata cara Panen Padi.
Ada dua metode yang digunakan petani, yaitu cara konvensional dan Modern.
Lalu apa kelebihan dan kekurangan kedua cara tersebut.
Jika, dengan mengunakan cara konvensioanl.
Pemilik lahan memberikan banyak peluang rezeki bagi para buruh tani untk mengais rezeki. Mempererat tali silaturohmi dan menjaga kulture Gotong royong.
Kelemahannya adalah kecepatan panen padi tergantung cuaca dan budaya masyarakat setempat.. Ya, jika hujan tentu menghambat jalannya panen padi. Atau jika ada hajatan, syukuran tentu berhenti sejenak. Efesiansi dan efektif kerja tergantung kesepakatan kerja. Antara pemilik lahan dan pengarap lahan.
Nah!, jika mengunakan cara Modern atau dengan Combet istilah lain bahasa Krui (Berangah). Tentu lebih efisien. Hanya hitungan jam. Dengan luas 1 Hektar bisa ditempuh hanya kurang lebih 1 jam kerja. Pengeluaran bisa dikalkulasi.
Kelemahan, lahan yang sudah di garap bisa menumpuk - numpuk seperti gundukan gunung. Ya walaupun tidak semua lahan digarap oleh Combet Seperti itu. Namun, Tergantung karakter lahan. Jika sawah dalam . maka, bisa mempengaruhi akselerasi mesin Combet. Bisa-bisa kepater akibat terjebak dalam lumpur.
Lalu, bagaimana dengan lahan yang tidak begitu dalam atau kering. Tentu, petani senang dan pengarap lahan senang. Dengan waktu yang begitu cepat dan efisein.
Dinamika dalam dunia pertanian
Antara Modernisasi dan Kultur
Liwa, 10 Juni 2020
By, Ekalaya Irpan Pamuji
Comments
Post a Comment