Fenomena Sosial di Era Digitalisasi
AKANKAH, CINTA BERTEPUK SEBELAH TANGAN !
- Get link
- X
- Other Apps
AKANKAH, CINTA BERTEPUK SEBELAH
TANGAN !
OLEH : EKALAYA IRPAN
PAMUJI,S.Sos
Nuasa
cinta sangat kental terasa pada kisah Romio dan Juliet. Memadu kasih dan
asmara. Seolah-olah dunia milik berdua. Segala perbedaan bukan jadi penghalang
diantar keduanya. Kelas sosial bukan menjadi alasan untuk mengungkapkan rasa, suka dan duka. Bila cinta sudah
bercerita terkadang logika tidak bersua.
Cinta
adalah suara hati yang tidak pernah lelah memanggil. Siapakah dia ?. kaya,
miskin, cantik, ganteng, hal itu menjadi tidak berdaya. Ketika seorang dipanah
asmara. ‘Lalu siapakah dia’, dia adalah seseorang yang bisa menarik simpati.
Bagaikan bau bunga semerba ditaman surga.
Cinta
bukan sebatas jatuh hati antara Adam dan Hawa atau sebaliknya. Hidup tanpa cinta
bagaikan daun yang layu lalu mati ditiup angin lalu. Cerita cinta kali ini
bukan maksud mendefinisikan ‘cinta asmara’ antara kaum Adam dan kuam Hawa.
Tetapi
cinta dimaksud adalah cinta akan kepedulian, cinta akan perhatian, cinta akan
kasih sayang. Dikhususkan untuk dunia pendidikan. Dibalik kegiatan proses
belajar Daring (Dalam jaringan) tersimpan cerita sedih, lucu, butuh perhatian sehingga tersimpan menjadi
satu yaitu “cinta tidak cukup dikatakan”.
1,5
bulan berlalu dalam kisah realitas siswa dan guru memadu kasih dalam dunia
online . bagaikan kisah perjuangan cinta Bandung Bandawasa dengan Rara
Jonggrang. Demi mewujudkan cintanya dengan Rara jonggrang. Bandung Bandawasa
mewujudkan syarat untuk membuat Candi 1000 dalam satu malam.
Dengan
memanggil makhluk halus dari perut Bumi. Dengan bantuan mereka, ia berhasil
menyelesaikan 999 candi. Ketika Rara Jonggrang mendengar kabar bahwa candi
ke-1000 hampir selesai, ia berusaha menggagalkan usaha Bandawasa. Ia bangunkan dayang-dayang istana dan
perempuan desa untuk mulai menumbuk padi dengan antan, serta memerintahkan agar
gundukan jerami dibakar di sisi timur. Suara antan yang bertalu-talu
mengesankan bahwa aktivitas subuh telah dimulai.
Sementara cahaya dari timur memberikan
keasan bahwa sebentar lagi matahari akan terbit, sehingga para makhluk halus
bersembunyi kembali ke perut Bumi. Akibatnya, hanya 999 candi yang berhasil
dibuat sehingga usaha Bandung Bandawasa gagal. Setelah mengetahui bahwa semua
itu adalah hasil kecurangan dan tipu muslihat Rara Jonggrang. Bandung Bandawasa
amat murka dan mengutuk Rara Jonggrang agar menjadi batu. Sang putri berubah
menjadi arca terindah untuk menggenapi candi terakhir.
Kisah diatas mencerminkan pengorbanan
cinta luar biasa sang pangeran Bandung Bondowoso. Untuk meraih hati sang pujaan
hati yaitu Rara Jonggrang. Namun yang pada akhirnya dikhiati oleh sikap Rara
Jonggrang dalam mengapai cinta.
Seperti halnya dalam kisah antara
perjuangan Guru meraih hati simpati untuk anaknya yaitu siswa dan siswa.
Perjuangan keras dan pantang menyerah seolah-olah sebagai Bandung
Bandawasa apapun caranya, apapun
bentuknya. Apakah pengajaran Daring ataupun Luring. Semua tindakan itu harus
dilakukan disaat masa Covid -19.
Terkadang guru datang langsung kerumah
siswa (Home Visit ). Dengan kunjungan guru ke rumah siswa. Akan mengetahui
permasalahan yang dihadapi oleh siswa yang bersangkutan. Berdasarkan observasi
dilapangan banyak kendala yang dihadapi:
- Memiliki HP tetapi
acuh bergabung di WA group kelas atau Classroom
- Tidak memiliki smartphone,
Gadget, atau tidak memiliki paket data.
- Bahkan
tidak ada kabar dan berita
Kini diibaratkan cinta bertepuk sebelah
tangan. Entah tangan yang mana yang harus di raih.
Seolah-olah siswa luput dari harapan
hampa. Entah sadar atau tidak, namun
realitas berbicara.
Seandainya siswa akan mengerti arti cinta
seorang guru maka ia tidak akan menyia-yiakan atas perjuangan dan pengorbanan
dimasa pandemi ini.
Cinta bukan hanya sebatas kata-kata. Ia bernafas butuh ruang saling mencintai,
saling mengasihi. Tiada guna perjuangan Bandung Bondowoso atas sikap Roro
Jongrang yang menghianati. Hingga membuat
999 candi gagal mencapai asa. Akibatnya digenapkan 1000 candi atas
sumpah seorang Bandung Bondowoso
sehingga Roro Jongrang menjadi Arca.
Siapkah
yang menghiati cinta seorang guru di Era Digitalisasi . tiada lain dan tiada
bukan hanya sikap Apatis (masa bodoh ) terhadap makna pembelajaran atau
pengaruh kecanduang game online. Mereka
lebih suka berjam-jam bahkan bermalam hingga pagi diibaratkan orang mabuk menengak
segelas tuak.
Mungkin kisah ini bagian realitas kecil
yang larut dalam keadaan. Tersembunyi bagaikan misteri ilahi.
Jangan biarkan mereka larut dalam ketidak
berdayaan. Seolah-olah tanpa masalah. Melihat tetapi tidak membaca, mendengar
tetapi tidak memahami, berakal tetapi kurang berfikir. Jika dibiarkan
berlarut-larut. Apa konsekwensinya.. !. “tentu kehilangan arah”. Seperti
berjalan tanpa membawa bekal, tanpa membawa Peta atau kompas. Entah.. entah kemana mereka ?
Cinta bertepuk sebelah tangan
Catatan Kesiswaan
Penulis : Ekalaya Irpan Pamuji,S.Sos
Pemerihan, 25 Agustus 2020
Comments
Post a Comment