Fenomena Sosial di Era Digitalisasi

Image
           Tentang Literasi  Martha C. Pengington ( 1996:186 ) mengatakan bahwa, secara fakta dokumen tertulis dapat survive lebih lama dibandingkan manusia itu sendiri, karena bahasa tulisan mudah dipelihara dari generasi sesuatu ke generasi berikutnya. 

JANGAN BIARKAN CULTURE SHOCK MENDERA, SELEKTIF DALAM BERBUDAYA


Ilustrasi 


Pernah mendengan Istilah Culture Shock !.  Apa itu  cultuer shock ?
Culture Shock adalah  Kejutan budaya atau gegar budaya merupakan istilah yang digunakan bagi menggambarkan kegelisahan dan perasaan (terkejut, kekeliruan, dll.) yang dirasakan apabila seseorang tinggal dalam kebudayaan yang berlainan sama sekali, seperti ketika berada di negara asing. Perasaan ini timbul akibat kesukaran dalam asimilasi kebudayaan baru, menyebabkan seseorang sulit mengenali apa yang wajar dan tidak wajar. Sering kali perasaan ini digabung dengan kebencian moral atau estatik yang kuat mengenai beberapa aspek dari budaya yang berlainan atau budaya baru tersebut.
Istilah ini mulai diperkenalkan pertama kali pada tahun 1954 oleh Kalvero Oberg. Peneliti lain yang kemudian meneruskan penyelidikan kejutan budaya termasuk Michael Winkelman. Kejutan budaya merupakan bagian penelitian dalam komunikasi antara budaya. Saat ini sebagian peneliti menunjukkan bahwa kejutan budaya memberikan banyak keuntungan, seperti meningkatkan jati diri seseorang[1] dan membantu meningkatkan motivasi diri[2]. Sumber ( Wikipedia )

Setiap zaman memiliki peradabannya masing – masing . memilki kekuatan dan kekuasaanya masing – masing. Memiliki budaya, kultur, kebiasaan, teknologi, pertanian yang serba canggih dizamannya.
Masih ingat dibenak kita, khususnya yang kelahiran 80 an pasti pernah merasakan bagaimana rasanya nonton TV. Hanya beberapa Stasion Televisi saat itu. Yang jelas TVRI begitu melekat di hati bagi setiap kalangan waktu itu.

Seiring perkembangan Zaman serta kemajuan tehnologi mempengaruhi gaya, pola pikir, sosialisasi antara individu satu dengan indivud yang lainya, antara individu dengan kelompok serta kelompok masyarakat satu dengan kelompok masyarakat yang lainnya.

Masih ingat Zaman Telegram di Era 90. Saat itu untuk memberikan informasi begitu sulitnya  menanti kabar dan berita yang kita nanti. Butuh dua atau 3 hari untuk mendapatkan jawaban pasti.
Masih inggat Zaman  Telpon gengam yang tepatnya pada kedai-kedai telpon serta koin – koin logam yang harus banyak disela kantong celana.  
Pada saat menelpon kata apa yang harus kita siapkan sambil melihat durasi digital yang siap menanti

Lanjut, di Tahun 2004 sudah mulai merambah alat komunikasi berupa Hp yang paling booming Merk Nokia. Keberdaannya waktu sudah dibilang keren. Menawarkan pitur-pitur gambar yang memadai
Lalu di Era Tahun 2011 , sudah mulai muncul berbentuk Smartphone dengan produk yang terkenal waktu itu Samsung.

Pengunaan Smartphone bukan hanya sekendar alat komunikasi. Namun sekarang sebagai kebutuhan Primer. Sama halnya dengan kebutuhan Pokok Sandang. Berbagai fitur dan Aplikasi  disajikan. Sehari tidak megang HP sepertinya Galau. Bukan sehari mungkin 1 jam, 2 jam bahkan ada yang beberapa menit bisa sakit. Jika tidak memegang Smartphonenya.  Kini pola Interaksi berubah. Seperti orang yang berdagang dipasar. Yang jauh mendekat yang dekat merapat.

Namun, beda jika kita berkumpul dengan teman- teman kita. Coba perhatikan dengan seksama: yang dekat menjauh dan yang jauh mendekat. Pahamkan maksudnya!... ya. ya... berkumpul namun tak menyatu.. yang wong manusianya sibuk dengan hpnya masing – masing. Ada yang tertawa dengan terbahak –bahak, ada yang asyik bermain game, ada yang ngoceh dengan hpnya sendiri, ada juga yang mabok selfi atau foto sendirian kecantikan atau kegantengan.  Ha..ha. serba komplek dah !.

Zaman kudu berubah, kita kumpul malah sibuk dengan hpnya masing- masing, kita berinteraksi eh.. malah terawa dengan Hpnya.. lalu kapan kita berkomunikasi dan memperat Silaturohmi.
Engak percaya ! coba aja liat anak Remaja masa kini yang kerjaaanya  mabok bermain Game Online apa itu istilah kerennya, Mobile Legenda,  Free Fire, PUBG. 

Kadang keselkan kalau datang Silaturohmi bukan diacak ngobrol ehh.. malah mabok di hp...
Ehh.. sejatinya HP itu adalah  alat komunikasi engak lebih engka kurang.. tetapi karena dengan segala kecangihannya kini menjelma dan menghipnotis dunia dengan segala Peradabannya.
Anak kecil mabok dengan main gamesnya, Anak remaja mabok pada Tik Toknya.Anak Dewasa pda mabok di Youtubernya.
Bukan pemandanganga lazim anak kecil lebih dekat dengan hpnya ketimbang ibunya.
Bukan pemandangan lazim para remaja maniak game online berhari – hari bahkan berjam- jam berkumpul membuat team Game online berteriak dengan sekencang – kencannya..
Ibu- ibu pada terhipnotis dengan facebooknya. Para gadis kadang penuh gaya demi selfi dan Tik Toknya. Memang, “ semua adalah hak berekpresi tapi jangang lupa jati diri “.

Yuk ! kita kembalikan dunia penuh realita, butuh canda dan tawa tidak cukup curhat didepan kaca.
Apalagi berbudaya tanpa Filterisasi. Jangan dimakan mentah – mentah segala perubahan yang ada.



Pemerihan, 30 Juni 2020
Ekalaya Irpan Pamuji,S.Sos




Comments

PERTENGKARAN YANG SESUNGGUHNYA DIUSIA MUDA ADALAH PERKELAHIAN MENCAPAI MASA DEPAN

APA ITU “ NYELIMPOK “

CATATAN PRESTASI SISWA

PESONA KRUIKU