Pernah mendengan
Istilah Culture Shock !. Apa itu cultuer shock ?
Culture Shock
adalah
Kejutan budaya atau gegar budaya merupakan istilah yang
digunakan bagi menggambarkan kegelisahan dan perasaan (terkejut,
kekeliruan, dll.) yang dirasakan apabila seseorang tinggal dalam kebudayaan
yang berlainan sama sekali, seperti ketika berada di negara asing. Perasaan ini
timbul akibat kesukaran dalam asimilasi kebudayaan baru,
menyebabkan seseorang sulit mengenali apa yang wajar dan tidak wajar. Sering
kali perasaan ini digabung dengan kebencian moral atau estatik yang kuat
mengenai beberapa aspek dari budaya yang berlainan atau budaya baru tersebut.
Istilah ini mulai
diperkenalkan pertama kali pada tahun 1954 oleh Kalvero Oberg. Peneliti
lain yang kemudian meneruskan penyelidikan kejutan budaya termasuk Michael Winkelman. Kejutan
budaya merupakan bagian penelitian dalam komunikasi
antara budaya. Saat ini sebagian peneliti menunjukkan bahwa kejutan
budaya memberikan banyak keuntungan, seperti meningkatkan jati diri seseorang[1] dan membantu meningkatkan motivasi
diri[2]. Sumber ( Wikipedia )
Setiap zaman memiliki peradabannya masing – masing . memilki kekuatan
dan kekuasaanya masing – masing. Memiliki budaya, kultur, kebiasaan, teknologi,
pertanian yang serba canggih dizamannya.
Masih ingat dibenak kita,
khususnya yang kelahiran 80 an pasti pernah merasakan bagaimana rasanya nonton
TV. Hanya beberapa Stasion Televisi saat itu. Yang jelas TVRI begitu melekat di
hati bagi setiap kalangan waktu itu.
Seiring perkembangan Zaman serta kemajuan tehnologi mempengaruhi gaya,
pola pikir, sosialisasi antara individu satu dengan indivud yang lainya, antara
individu dengan kelompok serta kelompok masyarakat satu dengan kelompok
masyarakat yang lainnya.
Masih ingat Zaman Telegram di Era 90. Saat itu untuk memberikan
informasi begitu sulitnya menanti kabar dan berita yang kita nanti. Butuh
dua atau 3 hari untuk mendapatkan jawaban pasti.
Masih inggat Zaman Telpon
gengam yang tepatnya pada kedai-kedai telpon serta koin – koin logam yang harus
banyak disela kantong celana.
Pada saat menelpon kata apa yang harus kita siapkan sambil melihat durasi
digital yang siap menanti
Lanjut, di Tahun 2004 sudah mulai merambah alat komunikasi berupa Hp
yang paling booming Merk Nokia. Keberdaannya waktu sudah dibilang keren.
Menawarkan pitur-pitur gambar yang memadai
Lalu di Era Tahun 2011 , sudah mulai muncul berbentuk Smartphone dengan
produk yang terkenal waktu itu Samsung.
Pengunaan Smartphone bukan hanya sekendar alat komunikasi. Namun
sekarang sebagai kebutuhan Primer. Sama halnya dengan kebutuhan Pokok Sandang.
Berbagai fitur dan Aplikasi disajikan. Sehari tidak megang HP sepertinya Galau. Bukan sehari
mungkin 1 jam, 2 jam bahkan ada yang beberapa menit bisa sakit. Jika tidak
memegang Smartphonenya. Kini pola
Interaksi berubah. Seperti orang yang berdagang dipasar. Yang jauh mendekat yang
dekat merapat.
Namun, beda jika kita berkumpul dengan teman- teman kita. Coba
perhatikan dengan seksama: yang dekat menjauh dan yang jauh mendekat. Pahamkan
maksudnya!... ya. ya... berkumpul namun tak menyatu.. yang wong manusianya sibuk
dengan hpnya masing – masing. Ada yang tertawa dengan terbahak –bahak, ada yang
asyik bermain game, ada yang ngoceh dengan hpnya sendiri, ada juga yang mabok
selfi atau foto sendirian kecantikan atau kegantengan. Ha..ha. serba komplek dah !.
Zaman kudu berubah, kita kumpul malah sibuk dengan hpnya masing-
masing, kita berinteraksi eh.. malah terawa dengan Hpnya.. lalu kapan kita
berkomunikasi dan memperat Silaturohmi.
Engak percaya ! coba aja liat anak Remaja masa kini yang
kerjaaanya mabok bermain Game Online apa
itu istilah kerennya, Mobile Legenda, Free Fire, PUBG.
Kadang keselkan kalau datang Silaturohmi bukan diacak
ngobrol ehh.. malah mabok di hp...
Ehh.. sejatinya HP itu adalah alat komunikasi engak lebih engka kurang..
tetapi karena dengan segala kecangihannya kini menjelma dan menghipnotis dunia
dengan segala Peradabannya.
Anak kecil mabok dengan main gamesnya, Anak remaja mabok pada Tik
Toknya.Anak Dewasa pda mabok di Youtubernya.
Bukan pemandanganga lazim anak kecil lebih dekat dengan hpnya ketimbang
ibunya.
Bukan pemandangan lazim para remaja maniak game online berhari – hari bahkan
berjam- jam berkumpul membuat team Game online berteriak dengan sekencang –
kencannya..
Ibu- ibu pada terhipnotis dengan facebooknya. Para gadis kadang penuh
gaya demi selfi dan Tik Toknya. Memang, “ semua adalah hak berekpresi tapi
jangang lupa jati diri “.
Yuk ! kita kembalikan dunia penuh realita, butuh canda dan tawa tidak
cukup curhat didepan kaca.
Apalagi berbudaya tanpa Filterisasi. Jangan dimakan mentah – mentah segala
perubahan yang ada.
Pemerihan, 30 Juni 2020
Ekalaya Irpan
Pamuji,S.Sos
Comments
Post a Comment