GURUKU IBUKU
OLEH : EKALAYA
IRPAN PAMUJI,S.Sos
Masih dalam seputaran suasa
Daring ( Dalam jaringan ). Seolah tak habis- habis dalam masa Pandemi ini.
Seolah – olah kini “guru” menjadi sorotan tajam para ibu – ibu, emak – emak.
What happen ayak nawon kang!,
seperti
itu kata yang tepat
dalam suasana Daring
lama – lama Dating ( Darah tinggi ). Jika kita memandang
sebelah mata, mungkin sepertinya enjoy –enjoy
saja menjadi seorang guru.
Dalam
situasi pembelajaran Daring seolah – olah guru diasumsikan atau digambarkan
seorang guru bekerja didunia maya atau Dunia fiksi atau non fiksi. Semua orang
boleh berasumsi ( beranggapan ) atau berpendapat. Ya!, sah – sah saja itu pendapat individu atau
pendapat Publik ( Khalayak Ramai ).
Namun, terkadang kita melihat
sesuatu ? seperti berdiri diatas bibir pantai tidak terlihat ujung hamparan
lautan. Begitu luas dan besar gelombang lautan yang menerjang. Beralun –alun
datang dan pergi terkadang menghilang seiring hembusan angin datang. Atau
terkadang seperti melihat senja di tepi pantai seolah – olah hidup itu selalu
berakhir dengan hilangnya senja. luput
mata hingga datang sang malam menerpa tanpa sadar bahwa hari sudah gelap.
Coba lah lihat sinar “mentari”,
datang disambut kokokan ayam...aaa’uuut. aaa’uutt ibu – ibu sudah mulai menapi
beras, sambil memilah dan memilih adakah serpihan batu. Atau butiran – butiran
hapa padi yang masih menyatu dengan ribuan butir beras. Yang selalu memberikan
makna sejuta kehidupan bagi orang yang selalu pandai bersyukur akan makna
kehidupan.
Sinarnya sudah mulai nampak
tinggi, seiring deting jarum jam berbunyi..tik. tik berputar hingga per detik,
menit sampai jam tanpak datang suara azan menggema sampai sholat zuhur tiba.
Tidak mudah memainkan peran
ganda. Satu sisi mengajar Peserta didik dan disisi lain mengajar anak sendiri.
‘Semuanya ada hak dan kepentingan’. apa hak dan kepentingan mereka berdua ?.
Tentu jawabannya adalah hak pendidikan dan hak untuk meraih masa depan. Disaat
Pandemi seperti ini, dipacu oleh waktu dan keadaan yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Sehingga, ruang waktu dan adaptasi menjadi problem tersendiri. Mengatur waktu, belajar Daring, menyiapkan
bahan ajar, menyiapkan Absen Online, Membuat Video Pembelajaran, Membuat Naskah
Pembelajaran, Editing Video, Membuat Quis soal Pilihan Ganda atau Esay.
Semuanya harus terencana di prepare, di Follow up, dan di tindak lanjuti. Semuanya butuh
waktu, tidak semua SDM yang ada bisa
menyesuaikan keadaan yang serba cepat ini. Apa itu pekerjaan mudah ? di ibaratkan
mengambil mutiara di laut dalam.
Setiap insan pasti memiliki
masalah, polemik, problematika, dan Dinamika. Hal demikian, tidak ada satu insan dimuka bumi ini hidup dalam ‘ketidak
normalan!’. Semua butuh rasa aman, rasa bahagia tanpa rintangan satu apapun.
Kata orang Lampung bilang. Rezeki tidak ditolak mautpun tidak bisa diterka.
Hanya usaha dan doa . usaha dan upaya
apa yang harus dilakukan oleh guru dan orang tua pada saat seperti ini , yaitu:
1. Menjalin
Komunikasi dua arah artinya ada interaksi dan komunikasi antara guru dan
walimurid dengan mengedepankan keterbukaan mengenai permasalahan yang dihadapi
2. Mengedepankan
sikap objektif ( Kebenaran sumber berita bukan desas – desus, gosip )
3. Adanya
mediator antar lembaga berupa Konselor, BK, lembaga yang terkait sebagai
jembatan komunikasi antara wali murid dan guru
4. Setiap
permasalahan jangan terlalu di dramatisir seolah – olah keadaannya sangat heboh
padahal tergantung realita yang ada.
5. Catat no hp baik guru, walikelas, wali murid, kepsek, komite, BK, Wakil Kepasa
Sekolah. Agar saling berkomunikasi, berkoordinasi, dengan harapan bersinergi
antar satu dengan yang lainnya. Dengan tujuan agar terhindar mis komunikasi.
Semoga Wabah
Corrona ini sirna dan menjauh dari lingkungan dan tempat tinggal kita. Saling mengerti
adalah bagian budaya bangsa. Di saat situasi sulit seperti ini ada pepatah
mengatakan. Saling asah, asih dan asuh.
Comments
Post a Comment