etika
itu saya masih belajar mengaji jus amma. Ayat per ayat di baca dan dieja.
Sungguh hal yang tak terlupakan ketika membaca surat Alquran dieja satu
persatu. Setiap harukat, tajwid, tartil KUTUBUJUDIN. Kap,ta,ba,ja,da. Pungkas
guru ngajiku. "Tuyun ko andung bacana atau ku bibeh eh bangukno".
Yang benar nenek kalau membacanya. Jika tidak saya cubit mulut mu. Sambil
memberikan contoh cara membaca. To. Lidah harus kearah keatas agar pas,
pungkasnya”
.
Di Era
90 kira-kira kelas empat SD waktu itu, setiap malam senin sampai dengan jumat
kami membaca dan mengeja. Contonya " alip date a A. Alip dapan u U jadi
dirangkai A I U. Begitulah cara mengeja surat amma kala itu. Maklum belum ada
metode IQRO waktu itu.
Hal,
yang biasa jika kami salah cara membaca ayat Alquran. Tidak segan-segan Rotan
siap mengujam tangan.. Pletes.. Pletes.. Rasanya sedap-sedap gitu.. Ya kadang
menangis. Tetapi cukup dirasakan.. Karena Era Zaman dulu tegas dan berprinsip.
Salah ya katakan salah dan benar katakan benar tanpa basa basi. Ehhmm.. Kalau
zaman sekarng, waduh di anggap kekerasan deh!.
Andung
dan datuk ( nenek dan kakek) adalah guru kami. Beliau berdua memiliki sikap dan
karaktert yang berbeda. Kalau si Andung cerewet tapi pedas. Dan yang datuk
memiliki karakter humoris tetapi tegas.
Sewaktu
ketika datuk mengajarkan kami cara membaca doa setelah sholat lima waktu.
Terlebih dahulu beliau menulis satu persatu setiap ayat di papan tulis dengan
mengunakan bahan kapur. Maklum, era 90 gitu.. Belum ada sepidol. Apalagi laptop
seperti zaman sekarang di Era Digitalisasi. Batuk, bersin itulah yang kami
alami.jika, salah satu rekan kami menghapus... Ohhh.. Asimmm sudah seperti
iklan komik.
"MANJADDA
WAJ JADDA", Siapa yang bersungguh-sungguh
maka akan berhasil..
Petikan
kiasan Arab.. Yang sampai detik ini masih di benak ku. Waktu itu terucap dimasa
kecil ku.. Ya kisaran kelas 4 SD.. Sembari mengajri kami belajar berdoa setelah
Sholat lima waktu.
Sungguh-sungguh
cara mengajari mu anduk dan datuk. Hingga kami tumbuh dewasa hampir 25 Tahun
berlalu. Kenangan mengaji bersama teman dan kerabat.. Entah berapa pahala
setiap ayat yang engkau ajarkan kepada kami..
Terima
kasih andung datuk setiap hembusan nafasmu setiap gerakan lidahmu yang
membasahi bibirmu dan bibir kami. Dengan semangat melekingkan ayat suci
Alquran. Hingga detik ini kami dengan lancar membaca Alquran bahkan berjuz-juz dilewati bertahun-tahun tinggal kenangan cerita masa kecil kami.
Namun, kami
yakin ganjaran Pahala yang IA berikan. Setiap satu ayat adalah satu kebaikan..
Berapa ayat kini saya, sahabat kawan-kawan mengaji.. Jika dikalikan setiap
kebaikan. Atas jasa dan pengorbananmu andung dan datuk.
Mari,
kita selalu berdoa dan mengirim Surat Al Fatihah sebagai rasa syukur dan
penghormatan serta jasa beliau sebagai guru mengaji kita ataupun sebagai andung
datuk kita. yang sudah mendahului kita.
Kamis malam Jum'at,
Pemerihan, 11 Juni 2020
By, Ekalaya Irpan Pamuji
Mantap Pak Eka. Pak Eka lupa ngasih nama penulis di bawah artikel.
ReplyDeleteDan mungkin kata yang pas untuk menggantikan jus adalah juz.
Terima kasih Bu Leni atas masukannya..
ReplyDelete