Catatan Kesiswaan Bagian Kedua Sebelum Wabah Corrona
Ekalaya irpan pamuji,S.Sos
Pagi itu begitu cerah. Terik panas matahari begitu menyegat maklum setiap hari Senin, seluruh Dewan Guru melakasakan Rutinitas yaitu Upacara Bendera. Mulai dari menjaga pintu gerbang, mengkoordinasikan siswa untk mempersiapkan segala sesuatunya untuk upacara hari Senin. Jadwal Upacara 07.10 Wib dan pintu gerbang ditutup 07.00 Wib. Kalau hari senin, merupakan hari sibuk saya sebagai Kesiswaan.
Seettttt.... pintu gerbang terkunci... tapi ada saja siswa yang membandel telat. 10 siswa bahkan 20 siswa setiap hari senin pasti ada yang telat. Dengan berbagai macam alasan klasik. Kesiangan lha, telat lha, Ban Motor Kempeslah, tindakan tegas diperlakukan bagi siswa yang telat. Mulai dari diabsen sampai dengan diberikan sanksi membersihkan taman Sekolah, Membersihkan Toilet siswa sampai dengan membakar sampah.
Ya inilah wajah siswa. Bahkan disamping sekolah pun ada yang telat. “Gila dalam benak saya”, namanya anik nama samaran . anik kenapa telat. Jawabnya sederhana. “ maaf, pak kan baru sekali”. Pungkasnya. Ehhh wajah saya aga masem . sambil astafirullah. Gimana nak!, kok disamping rumah bisa telat. Siswa hanya tersimpu malu.
Oke,,, anak-anak bagi siswa yang telat. pelajaran kalian. hari ini . membersihkan taman. Disini kita bagi dua kelompok. Satu kelompok membersihkan taman. Dan satu kelompok yang lain membersihkan toilet. Waduh pak!, apa engak ada kerjaan lain pak. Selain membersihkan toilet pak... jawab salah satu siswa selain anik.
Emmmm.. engak sadar kalian nak!. Coba bayangkan nak. Seandainya kalian bekerja di Perusahaan Swasta. Sering - sering aja telat datang kekantor. Kalau kalian endak lama langsung di PHK. Apa itu PHK ?. Cetus salah seorang siswa!. Ya Pemberhentian Hak Kerja.. ohhh.. sedih dong pak. Lha iya nak. Emang cari kerja gampang. Sambil saya ceramah didepan siswa-siswa yang telat.
Nak, hari ini kalian mungkin diantara kalian cueek dengan omongan bapak, atau mungkin kalian tidak peduli dengan celotehan bapak. Yang kadang membuat kalian sakit hati. Tapi inggat nak. Disuatu masa nanti, didalam benak kalian pasti dan pasti. Omongan setiap guru, setiap orang tua kalian yang melahirkan kalian, dan memberikan nafkah buat kalian. Akan nampak, ketika kalian terjun didunia nyata. Maksudnya apa pak!. Ada pepatah mengatakan dia yang menuai maka dia yang akan memetik hasilnya. Memang hari ini belum terasa apa yang kalian perbuat. Apakah kalian sering telat, bolos, lompat pagar dan sebagainya. Namun, sesuai omongan orang tua dulu ala bisa karena biasa". Bisa tidaknya seseorang, suksek atau tidaknya seseorang dimulai dari masa muda nak.
Waktu itu saya pancing daya nalar siswa. Anak-anakku sekalian adakah yang bisa menjawab pertanyaan Bapak. Apa pak pertanyaan ,pak!. Begini pertanyaanya adakah dintara kalian bisa memutar waktu satu detik saja. Siswa riuh.. langsung menjawab!... bapak mabok ya...mana mungkin waktu bisa diputar kembali... waktu itu saya tidak marah. Karena itu jawaban spontan dan reaktif sifatnya.
Bagus - bagus...berarti kalian berfikir, dong!. Itu maksud bapak!. Sekolah bukan hanya memakai seragam atau berdasi. tetapi berpikir dan bernalar lha !. "Kok! gitu sih pak, jawaban seorang siswa ,Sambil geleng-geleng kepala. Berarti skors kita 1: 1.
Maksudnya pak!!!!. Kaliankan sudah telat coba putar ulang waktu 1 menit saja... siswa yang lain sambil tersipu malu dan bingung. Hanya kata maaf pak yang terucap dibibir para siswa yang telat. Sekali lagi maaf pak. "Semoga kita tidak mengulangi lagi, Mudah-mudahan kami bisa merubah sikap pak". Betul pak yang disampaikan bapak. Waktu tidak pernah kembali..doakan kami pak .
Semoga kami menjadi siswa yang baik dan berbakti terhadap orang tua dan mengikuti aturan sekolah, pak! Ya sudah lha,
sekarang. Kalian yang sudah melaksanakan "pelajaran tambahan", tetap tanda tangan dan diabsen sebagai bahan laporan dan rekapitulasi kesiswaan. Iya bapak !, terima kasih atas nasehatnya. " Pungkas salah satu siswa yang telat walau disamping sekolah". Sambil malu . maaf ya pak.!.. iya besok telat lagi ya..
Lanjut dicerita berikutnya....
Comments
Post a Comment