Fenomena Sosial di Era Digitalisasi

Image
           Tentang Literasi  Martha C. Pengington ( 1996:186 ) mengatakan bahwa, secara fakta dokumen tertulis dapat survive lebih lama dibandingkan manusia itu sendiri, karena bahasa tulisan mudah dipelihara dari generasi sesuatu ke generasi berikutnya. 

CINTA DIUJUNG PENA

                                                                   CINTA DIUJUNG PENA

                                                                EKALAYA IRPAN PAMUJI


Hari ini hari yang begitu indah. Tepatnya pada har Rabu, 27 Januari 2021. Langit yang begitu cerah memberikan sinyal aktivitas kita semoga lancar.  Ku injak pedal sepeda motor agar mesin panas dan siap meluncur bak kemedan perang.  Pagi itu aku bertemu dengan seorang teman BK karena memang beberapa hari sudah janjian untuk melakukan survey untuk memastikan katagori siswa yang tidak mampu.

Sesampai di sekolah seperti biasanya menugur sapa para dewan guru. Atau melihat kondisi  siswa dalam penerapan protokol kesehatan. Maklum dalam situasi pandemi tetap disiplin dan komitmen menjalankan protokol kesehatan. Selang beberapa menit berbincang dengan BK untuk persiapan survey kerumah siswa dan siswi.

Ada cerita yang mengharukan setiap moment setiap sesi dalam wawancara dengan orang tua / wali murid. Sebut saja namanya bunga. Orangnya ceria penuh dengan semangat. Dalam keseharian bekerja dirumah makan dekat dengan rumah bunga. Bapaknya sudah meninggal dunia. Kira-kira sepuluh tahun yang lalu.

 Bunga anak tertua dari 3 bersaudara. Dalam keseharian bunga sebagai tulang punggung keluarga. Pagi pergi kesekolah demi mencapai asa dan cita-cita. Siang harinya bunga bekerja keras. Tanpa malu dan tak banyak alasan dalam menjalani kehidupan.

Pagi itu saya mendengarkan alur cerita kehidupan bunga sampai dengan kehidupan keluarga. Atas hasil wawancara saya dengan ibunya. Yang sudah mulai menua. Pipinya  sudah mulai keriput.

Dalam  canda dan tawa beliau bercerita tentang pasang surut kehidupan. Seperti gelombang laut antar pasang dan surut. Tak sadar pipi ini meneteskan air mata, “ya Allah betapa tegarnya mereka”.  Dalam keterbatasan finansial namun  tetap ceria menghadapi beban hidup yang selalu menghimpit.

“Ibu bunga bekerja sebagai tukang urut pendapatanya tentu tidak menentu, pungkasnya!”. Wajah menua tetap ceria. Tidak ada wajah expresi dalam kekalutan ataupun dalam tekanan. Mungkin perlu di teliti apa kunci hidup mereka dalam kegembiraan dalam suasana himpitan keluarga?

Sesekali ibunya curhat .. wong hajatan ngasi juga, yo beli garam, beli gula , beli minyak. Dak enak kalau dak ngasih. Kan endak enak enduk!. Ada duit 1 Juta ya keluar juga, padahal buat ketubuhan keluarga dan seragam sekolah bunga. Ma itulah hidup bermasyarat tohh!, sembari melempar senyuman dengan lepas.

Kami pun, berpamitan kepada ibu bunga, setelah melalukan wawancara sekitar 10 menit lha!. Sungguh banyak pelajaran berharga  pungkas ku pada rekan kerja.

 

 


Comments

PERTENGKARAN YANG SESUNGGUHNYA DIUSIA MUDA ADALAH PERKELAHIAN MENCAPAI MASA DEPAN

APA ITU “ NYELIMPOK “

CATATAN PRESTASI SISWA

PESONA KRUIKU