Fenomena Sosial di Era Digitalisasi
CINTA DIUJUNG PENA
- Get link
- X
- Other Apps
CINTA DIUJUNG PENA
EKALAYA IRPAN PAMUJI
Hari ini hari yang begitu
indah. Tepatnya pada har Rabu, 27 Januari 2021. Langit yang begitu cerah
memberikan sinyal aktivitas kita semoga lancar.
Ku injak pedal sepeda motor agar mesin panas dan siap meluncur bak
kemedan perang. Pagi itu aku bertemu
dengan seorang teman BK karena memang beberapa hari sudah janjian untuk
melakukan survey untuk memastikan katagori siswa yang tidak mampu.
Sesampai di sekolah
seperti biasanya menugur sapa para dewan guru. Atau melihat kondisi siswa dalam penerapan protokol kesehatan.
Maklum dalam situasi pandemi tetap disiplin dan komitmen menjalankan protokol
kesehatan. Selang beberapa menit berbincang dengan BK untuk persiapan survey
kerumah siswa dan siswi.
Ada cerita yang mengharukan
setiap moment setiap sesi dalam wawancara dengan orang tua / wali murid. Sebut
saja namanya bunga. Orangnya ceria penuh dengan semangat. Dalam keseharian
bekerja dirumah makan dekat dengan rumah bunga. Bapaknya sudah meninggal dunia.
Kira-kira sepuluh tahun yang lalu.
Bunga anak tertua dari 3 bersaudara. Dalam
keseharian bunga sebagai tulang punggung keluarga. Pagi pergi kesekolah demi
mencapai asa dan cita-cita. Siang harinya bunga bekerja keras. Tanpa malu dan
tak banyak alasan dalam menjalani kehidupan.
Pagi itu saya
mendengarkan alur cerita kehidupan bunga sampai dengan kehidupan keluarga. Atas
hasil wawancara saya dengan ibunya. Yang sudah mulai menua. Pipinya sudah mulai keriput.
Dalam canda dan tawa beliau bercerita tentang
pasang surut kehidupan. Seperti gelombang laut antar pasang dan surut. Tak
sadar pipi ini meneteskan air mata, “ya Allah betapa tegarnya mereka”. Dalam keterbatasan finansial namun tetap ceria menghadapi beban hidup yang
selalu menghimpit.
“Ibu bunga bekerja sebagai
tukang urut pendapatanya tentu tidak menentu, pungkasnya!”. Wajah menua tetap
ceria. Tidak ada wajah expresi dalam kekalutan ataupun dalam tekanan. Mungkin
perlu di teliti apa kunci hidup mereka dalam kegembiraan dalam suasana himpitan
keluarga?
Sesekali ibunya curhat ..
wong hajatan ngasi juga, yo beli garam, beli gula , beli minyak. Dak enak kalau
dak ngasih. Kan endak enak enduk!. Ada duit 1 Juta ya keluar juga, padahal buat
ketubuhan keluarga dan seragam sekolah bunga. Ma itulah hidup bermasyarat tohh!,
sembari melempar senyuman dengan lepas.
Kami pun, berpamitan kepada ibu bunga, setelah melalukan wawancara sekitar 10 menit lha!. Sungguh banyak pelajaran berharga pungkas ku pada rekan kerja.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment