Fenomena Sosial di Era Digitalisasi
PERISTIWA MEMBUKA TABIR CINTA
- Get link
- X
- Other Apps
PERISTIWA MEMBUKA TABIR CINTA
EKALAYA IRPAN PAMUJI,S.Sos
Dalam teori hubungan sosial. Konflik tidak akan terjadi apabila adanya hubungan sosial, interaksi sosial. Artinya baik individu, kelompok masyarakat akan terjadi gesekan sosial. Jika ada aksi dan reaksi. Istilah pepatah mengatakan “tidak ada api jika tidak ada asap”.
Sama halnya jika kita berinteraksi dengan berbagai macam individu dalam sebuah kelompok sosial. Sebut saja dalam lingkungan kerja. Semakin beragam individu dalam suatu kelompok sosial maka akan semakin beragam cara pandang, sifat, sikap dan karakter individu seseorang dalam menyikapi setiap permasalahan yang ia hadapi.
Karena permasalahan individu kompleks seperti benci, prasangka, hasut atau dengki. Penyakit hati ini adalah dalam kaca mata sosiologi termaksud bentuk interaksi disosatif dalam bentuk interaksi sosial Kontrovensi, artinya bersifat perlawanan secara tidak langsung. Dengan berbagai macam motip. Ingin di sayang teman, ingin dihargai atasan, ingin tampil beda. Seperti itulah permasalahan dalam dunia kerja. Kebenaran akan terungkap jika sikap kedewasaan seseorang tumbuh dalam menghadapi dan menyikapi serangkaian permasalahan tersebut.
Sangat wajar jika lirik lagu Rhoma Irama yang terkenal bisa juga diambil pelajaran hidup dalam persahabatan. Banyak teman atau sahabat jika dalam satu meja makan, hanya jarang ketika engkau mendapat permasalah yang dihadapi. Sangat nampak dan jelas orang dekat sekali pun bisa pergi dengan seketika seolah-olah tanpa masalah.
Iya!, ketika diri kita dihadapkan masalah. Banyak beragam corak warna reaksi ada rasa simpati, empati dan motivasi. Namun, sangat jarang dalam dunia serba pragmatis. Kebanyakan seperti hantu, diam dan membisu. Apalagi permasalah tersebut dibenturkan antara atasan dan bawahan. Sangat jelas warnanya. Pro dan kontra terlihat dukung mendukung antar si A dan Si B. Dan ada juga yang netral. Seperti itulah dunia kerja. Profesional atau tidak, objektif atau tidak dalam meyikapi setiap permasalahan. Kuncinya adalah tergantung kedewasaan.
Karena kelemahan individu dalam menyikapi masalah adalah jika dihadapkan rasa kesukuan, primordialisme, atas nama kesetiakawanan. Sehingga terjebak dalam rasa bukan logika. Hal ini yang menjadi titik fokus baik individu maupun masyarakat. Benang kusut sulit terurai. Karena terjebak dalam masalah rasa, kedekatan. Sehingga logika tidak bersua. Sungguh menjadi pribadi yang ringkih. Tetapi itulah realitas yang tidak bisa dipungkiri.
Lagi-lagi kunci setiap permasalah adalah proses kedewasaan. Mulut mu adalah harimau mu. Bepatah tersebut tidak terbantahkan. Setiap kejadian dan peristiwa kebanyakan diawali percekcokan kecil, hasutan dan kedengkian. Hati-hati membawa diri. Karena individu sejatinya bukan menyelematkan diri karena individu bagian dari kelompok sosial. Karena seekor domba yang ditinggal . Akan mudah dimangsa seekor srigala. Seperti itulah khiasan kehidupan. Karena manusia memiliki akal dan hati agar keseimbangan hidup berjalan normal. Antara satu yang lain saling membutuhkan. Tidak ada individu yang sempurna.
Kisah tersebut adalah sepenggal pengalaman hidup yang dialami dan dirasakan. Bisa diambil kesimpulan teman, sahabat memang banyak. Hanya teman yang tulus dari hati sulit untuk dicari. Ia menolong tanpa pamri, tanpa perhitungan. Dialah teman sejati. Teman yang memahami dalam situasi dan kondisi. “Sahabat sejati”, bukan dilihat lama atau dekatnya seseorang. Namun kata tulus dan ikhlas sejatinya adalah teman dunia dan akherat.
Semoga kita adalah pribadi yang memiliki ketulusan dalam setiap tindakan. Bukan mengharap pujian, atau mengharap nilai materi.
Salam santun bagi pribadi yang tulus mudah-mudahan segala perbuatan dan tindakan kita diijabah oleh sang maha pencipta ALLAH AZHA JAWALLA.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment