Fenomena Sosial di Era Digitalisasi

Image
           Tentang Literasi  Martha C. Pengington ( 1996:186 ) mengatakan bahwa, secara fakta dokumen tertulis dapat survive lebih lama dibandingkan manusia itu sendiri, karena bahasa tulisan mudah dipelihara dari generasi sesuatu ke generasi berikutnya. 
Ragam Cerita   Belajar Daring di masa Pandemi
Oleh : Ekalaya Irpan Pamuji,S.Sos

     Tepatnya Tanggal 13 Juli 2020, sekolah kami melaksanakan  Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah  ( MPLS ) Daring.  Di awali kegiatan Registrasi di Group Whatshaps  seluruh siswa wajib melaksanakan Registrasi awal sebagai langkah  Peserta MPLS  Daring di sekolah kami.  Setelah itu kami membuat beberapa video MPLS Daring untuk bahan Presentasi  ketika materi MPLS diberikan. Ada yang mempersiapkan tripot, ada yang sibuk dengan Hpnya dengan segala pitur yang ada. Ada juga yang sibuk shoting Video untuk bahan Presentasi untuk kebesokan harinya. Dan ada juga yang sampai begadang gara – gara urusan Editng Video. Sampai-sampai tengah malam baru  tuntas. Seolah-olah  dikejar Deatline. Seperti Penerbit berita di salah satu media.
Waktu telah berubah seiring wabah masih mendera. Tidak terbayangkan situasi seperti ini masih menimpa hampir 5 bulan masa Pandemi ini masih melanda entah sampai kapan sirna.
Sebelum pandemi kita bisa bercerita tentang perjuangan, tentang Kepahlawanan, tentang kasih sayang, tentang Kepedulian, tentang semangat berjuang demi masa depan.
Kini dampak Corrona sudah mulai Terasa. Yang dulunya kita bersua dan bercengkarama kini tinggal Jaga jarak, memakai masker. Bawa Zanitaser dan sering cuci tangan pakai sabun. Ketika masa MPLS sudah berlalu tentu hal ini menjadi tantangan baik sebagai tenaga pendidikan maupun sebagai siswa. Mengapa demikian terjadi ?. tentu jawabannya adalah gara – gara Pandemi. Jika kita selalu berkeluh kesah, bahkan sampai menyerah. Tentu hal itu bukan jawaban. 
Setiap tantangan maupun rintangan itu adalah Dinamika Kehidupan. Mau, tidak mau, bosan, jenuh uring- uring. Tetap kita harus jalankan. Ya karena roda Kehidupan tetap berjalan. Meskipun, tertatih, merangka. Namun, tetap jalan. ‘Semua orang tidak pernah membayangkan hal ini terjadi’, semua orang juga selalu berpikir mengapa begini, mengapa tidak seperti itu!, semua orang memiliki hak untuk bicara. Dalam situasi yang Dilema antara  “ Kesehatan dan Masa Depan Peserta didik “.  Saling bertambrakan kepentingan. sebagian  wali murid setuju siswa masuk kembali, sebagian yang lain tidak setuju. Pemerintah Mengeluarkan berbagai macam aturan agar siswa dan guru tidak bertatap muka secara langsung atau dalam Sistem Daring ( Dalam Jaringan ) dengan disesuaikan pada Zona Wilayah. Apakah Zona Hijau, Zona Kuning atau Zona Merah. 
  Sedih bercampur Emosi  melihat situasi 1,5  minggu  ini dari sekian siswa yang terpantau Daring ¾ atau bahkan ½ nya belum hadir dalam proses pembelajaran jarak jauh ini alias Daring.  Menangis bukan berarti cengeng, namun menangis Bagaimana sistem Daring ini terpola dan tersampai dengan siswa. Walaupun banyak alternatif dan starategi dalam menyikapi masa pandemi ini. Baik pembelajaran dengan Aplikasi Classroom,Ruang Guru, Whatshapp, maupun Offline dengan memberikan tugas kepada perwakilan siswa dengan sistem Qutsler sampling.  Di Desa berbeda dengan di Kota banyak Indikator  sarana dan Prasarana  IT yang  mendukung. Jika di Desa banyak cerita dan sarana seadanya apalagi nan jauh disana.   
Kami sadar sebagai tenaga pendidik memiliki berbagai keterbatasan. Tetapi buka berarti beralasan . ‘Realitas tidak bisa dipungkir’,  bukan berarti melawan aturan atau Protokol Kesehatan diabaikan. Tetap tegar dan selalu berkarya.    Guru dan siswa selalu mulai beradapatasi dalam situasi dan kondisi. 
Mudah- mudahan Pandemi berakhir. Tiada tergantikan pengajaran tatap muka karena ia, terlahir mencipatakan proses alamiah kontak batin antara guru dan siswa, mendidik melalui interaksi secara langsung akan menghasilkan insan –insan cendikia, butuh kasih sayang, butuh perhatian, karena mengajar dan mendidik butuh interaksi Emosional yang tidak akan tergantikan. Diibaratkan belayan  kasih sayang seorang Ibu dengan anaknya. Belayan Bapak  dengan anaknya.  Ketegasan, sikap,  Kedisiplinan, toleransi, gotong royong,simpati atau empati. Tidak cukup di ruang  Digitalisasi. 
Seribu kali berusara di smarthpone akan sangat berbeda dengan bersuara 1 kali dengan tatap muka secara langsung. Ada ikatan batin yang kuat yang tak pernah terganti. 
Kami banyak berharap semoga pandemi ini berakhir kembali dengan kehidupan normal.. semoga vaksin Corona segara ditemukan. Banyak cerita antara siswa dan guru.  Banyak cerita antar orang tua dengan siswa. Banyak pelajaran dan hikman dibalik corona. ‘ Dulu guru salah berbicara disudutkan!”, “dulu guru cubit di polisikan!”, ‘dulu guru membentak bisa – bisa di HAM kan!’.
Dunia ‘Realitas tidak bisa di bohongi!” Roda selalu berputar semoga antara Guru, siswa, dan Orang tua / Wali Murid. Akan mengerti dan merasakan bagaimana  cara mendidik ?,bagaimana  cara mengajar? , bagaimana cara  memberi motivasi dan mengontrol diri anak dengan pengaruh lingkungan sekitarnya ?.      
Wallahualam be sawab. Semoga kita selalu diberikan kemudahan dan ketegaran dalam menjalani  roda- roda  kehidupan di masa Pandemi. 

Pemerihan
Jum’at, 24 Juli 2020
Ekalaya Irpan Pamuji,S.Sos

Comments

PERTENGKARAN YANG SESUNGGUHNYA DIUSIA MUDA ADALAH PERKELAHIAN MENCAPAI MASA DEPAN

APA ITU “ NYELIMPOK “

PESONA KRUIKU

“Peran Teknologi terkini dalam Membuat Pembelajaran DARING (online) dan LURING (Offline) Menjadi Semakin Menyenangkan”.